RI-China Sepakati Kolaborasi, Bye Dolar AS!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 September 2020 15:41
Ilustrasi Yuan (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Ilustrasi Yuan China dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menjalin kerja sama penggunaan mata uang lokal dengan bank sentral China (PBoC). Kerja sama yang disebut Local Currency Settlement (LCS) ini sudah dilakukan dengan negara-negara lain.

"Gubernur PBoC Yi Gang dan Gubernur BI Perry Warjiyo telah menyepakati pembentukan kerangka kerja sama untuk mendorong penggunaan mata uang lokal dalam penyelesaian transaksi perdagangan bilateral dan investasi langsung (Local Currency Settlement/LCS). Kesepakatan tersebut dituangkan melalui penandatangan Nota Kesepahaman. Hal tersebut akan memperluas kerangka kerja sama LCS yang telah ada antara BI dengan Bank of Thailand, Bank of Negara Malaysia, dan Kementerian Keuangan Jepang," sebut keterangan tertulis BI yang diterbitkan Rabu (30/9/2020).

Melalui kerja sama ini, PBoC dan BI sepakat untuk mendorong penggunaan mata uang lokal dalam penyelesaian transaksi perdagangan dan investasi langsung. Hal tersebut meliputi, antara lain, penggunaan kuotasi nilai tukar secara langsung dan perdagangan antarbank untuk mata uang yuan dan rupiah. Kerja sama ini akan diperkuat melalui sharing informasi dan diskusi secara berkala antara otoritas China dan Indonesia.

"Otoritas kedua negara memandang hal tersebut akan berkontribusi positif dalam mendorong penggunaan mata uang lokal untuk penyelesaian perdagangan dan investasi langsung antara kedua negara," lanjut keterangan BI.

Penggunaan mata uang lokal dalam investasi dan perdagangan dilakukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Praktik yang umum berlaku adalah importir/investor melakukan konversi mata uang lokal ke dolar AS, baru kemudian berdagang atau berinvestasi.

Hal ini menimbulkan risiko kurs. Misalnya, saat dolar AS menguat terhadap rupiah, importir di Indonesia harus mengeluarkan rupiah yang lebih banyak. Padahal produk yang akan akan dibeli berasal dari negara yang tidak menggunakan dolar AS. Dengan penggunaan mata uang lokal, risiko kurs itu menjadi tidak ada. 

Kerja sama penggunaan mata uang lokal dengan China ini menjadi penting karena Negeri Tirai Bambu adalah negara mitra dagang utama Indonesia. Kedua negara tidak perlu menggunakan dolar AS dalam berdagang dan kemudian dikonversi ke mata uang masing-masing. 

Dengan kerja sama ini, tekanan terhadap rupiah menjadi berkurang. Sebagai informasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 6,84% sejak akhir 2019 (year-to-date). Saat kebutuhan terhadap dolar AS berkurang, salah satunya dengan memanfaatkan kerja sama penggunaan mata uang lokal, maka depresiasi rupiah bisa diminimalkan.


(aji/aji) Next Article Dolar AS Balas Dendam, Rupiah Dibikin KO Hari Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular