Sinyal Baik! Awal Pekan, Bursa Asia Kompak Menghijau

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
28 September 2020 08:40
A man paues in front of an electric screen showing Japan's Nikkei share average outside a brokerage in Tokyo, Japan, August 5, 2019.   REUTERS/Issei Kato
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia pada pembukaan awal pekan ini, Senin (28/9/2020) dibuka menghijau setelah selama sepekan mengalami pelemahan.

Tercatat indeks Nikkei Jepang pada pagi hari ini dibuka menguat 0,78%, indeks Hang Seng di Hong Kong naik 0,21%, Shanghai di China terapresiasi 0,17%, indeks STI Singapura naik tipis 0,04% dan Kospi Korea Selatan yang melesat 0,98%.

Bursa saham Asia dibuka menghijau mengikuti bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street yang menguat pada penutupan Jumat (25/9/2020) akhir pekan lalu.

Tercatat, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 1,34% menjadi 27.173,96 S&P 500 naik 1,60% menjadi 3.298,46 dan Nasdaq Composite naik 2,26% menjadi 10.913,56.

Menurut sejumlah pengamat saham teknologi memang masih akan diburu hingga 2021. Itulah sebabnya Nasdaq bisa melaju kencang.

"Investor melihat jangka panjang dan percaya teknologi tetap menjadi pilihan investasi," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York dikutip dari Reuters.

Secara umum, analis lain menilai kenaikan seluruh indeks memang tak menunjukkan momentum yang lebih luas. Investor tetap gelisah dengan kegagalan lanjutan dari anggota parlemen AS di Washington untuk menyetujui stimulus lebih banyak guna membantu ekonomi AS yang terpukul.

"Pasar telah berada di bawah tekanan untuk sementara waktu dan hanya mengejar sedikit perburuan harga murah pada hari Jumat," kata Art Hogan, kepala strategi pasar di National Securities dikutip AFP.

Sedangkan dari Eropa, IHS Markit yang melaporkan purchasing managers' index (PMI) gabungan jasa dan manufaktur bulan September untuk zona euro sebesar 50,1, turun tajam dari bulan Agustus sebesar 51,9.

PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawahnya berarti kontraksi, sementara di atasnya artinya ekspansi.

Pelambatan tajam ekspansi di bulan September terjadi karena sektor jasa. PMI jasa zona euro dilaporkan sebesar 47,6, turun dari bulan Agustus 50,5.

Sektor jasa kembali mengalami kontraksi setelah 2 bulan beruntun berekspansi. Sementara itu PMI sektor manufaktur dilaporkan sebesar 54,3, turun dari bulan sebelumnya 55,2.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street 'Girang', Bursa Asia Hijau! Shanghai Melesat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular