
Tren Dinilai Masih Bearish, Wall Street Dibuka Varatif

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) bergerak variatif pada pembukaan perdagangan Jumat (25/9/2020), menyusul ketidakpastian stimulus dan berlanjutnya aksi jual saham-saham teknologi yang telah membumbung tinggi.
Indeks Dow Jones Industrial Average dibuka turun 118 poin (-0,4%) pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan 15 menit kemudian menjadi 23,6 poin (-0,09%) ke 26.792,86. Nasdaq naik 25,2 poin (+0,2%) ke 10.697,47 dan S&P 500 tumbuh 0,6 poin (+0,02%) ke 3.247,16.
Selama sepekan berjalan, Dow Jones sudah anjlok 3%, S&P 500 ambles 2,2%. dan Nasdaq melemah 1,1%. Wall Street bergerak volatil dipicu naik-turunnya saham-saham teknologi sepanjang September, yang membuat ketiga indeks acuan bursa AS tersebut terbanting, masing-masing sebesar 5,7%, 7% dan 9,4%.
Saham Apple-yang berkapitalisasi pasar terbesar di AS-telah anjlok lebih dari 19% bulan ini. Sementara itu, saham Microsoft, Alphabet, Netflix, Amazon dan Facebook semuanya terkoreksi nyaris 10% selama September.
"Aksi jual mulai stabil dalam beberapa hari terakhir, tapi tidak ada sinyal penguatan yang riil... trennya masih bearish dan tak banyak ada pertaruhan soal pembalikan harga," tutur Mark Newton, pengelola Newton Advisors, dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.
Russ Koesterich, Direktur Pelaksana BlackRock, kepada CNBC International menyebutkan bahwa pihaknya melakukan aksi ambil untung terhadap beberapa saham teknologi pada akhir Agustus dan kemudian membeli beberapa saham siklikal selama koreksi pasar.
"Yang kita coba lakukan dalam beberapa pekan terakhir adalah mengambil eksposur terhadap saham siklikal sedikit lebih banyak... bukan berarti kami menilai saham teknologi akan usai. Kami masih menyukai mereka," ujarnya.
Saham siklikal adalah saham-saham unggulan di sektor riil yang harganya selama ini tertekan oleh pandemi. Ekspektasi pemulihan ekonomi memicu kenaikan saham-saham tersebut karena ekspektasi bahwa kinerjanya akan membaik.
Pelaku pasar menanti prospek stimulus pemerintah AS sementara Ketua Federal Reserve Jerome Powell dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin akan berpidato di depan Komite Perbankan, Senat.
Partai Demokrat telah menyiapkan paket bantuan stimulus senilai US$ 2,4 triliun yang akan diajukan untuk persetujuan melalui voting pada pekan depan. Paket tersebut meliputi bantuan untuk maskapai dan manfaat untuk pengangguran.
Namun, pertarungan perebutan posisi Mahkamah Agung dikhawatirkan menempatkan stimulus menjadi prioritas kedua. Akibatnya, Goldman Sachs memangkas Produk Domestik Bruto (PDB) AS pada kuartal IV-2020 menjadi 3%, atau separuh dari proyeksi sebelumnya 6%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?