Dow Futures Bergerak Volatil, Wall Street Berpeluang Tertekan

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
25 September 2020 19:33
Specialist David Haubner, left, talks with a colleague as they work on the floor of the New York Stock Exchange, Wednesday, Jan. 30, 2019. Fed officials ended a two-day meeting on Wednesday by keeping the federal funds rate — what banks charge each other — at a range of 2.25 to 2.50 percent. (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Bursa New York (AP Photo/Richard Drew))

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (25/9/2020) masuk ke zona merah setelah sempat menguat, berpeluang melanjutkan koreksi bursa Negara Adidaya tersebut.

Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average melemah 200 poin, kontrak serupa indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq juga turun, masing-masing sebesar 0,7% dan 0,5%. Selama sepekan berjalan, Dow Jones sudah anjlok 3%, S&P 500 ambles 2,2%. dan Nasdaq melemah 1,1%.

Wall Street bergerak volatil dipicu naik-turunnya saham-saham teknologi sepanjang September, yang membuat ketiga indeks acuan bursa AS tersebut terbanting, masing-masing sebesar 5,7%, 7% dan 9,4%.

Russ Koesterich, Direktur Pelaksana BlackRock, kepada CNBC International menyebutkan bahwa pihaknya melakukan aksi ambil untung terhadap beberapa saham teknologi pada akhir Agustus dan kemudian membeli beberapa saham siklikal selama koreksi pasar.

"Yang kita coba lakukan dalam beberapa pekan terakhir adalah mengambil eksposur terhadap saham siklikal sedikit lebih banyak... bukan berarti kami menilai saham teknologi akan usai. Kami masih menyukai mereka," ujarnya.

Saham siklikal adalah saham-saham unggulan di sektor riil yang harganya selama ini tertekan oleh pandemi. Ekspektasi pemulihan ekonomi memicu kenaikan saham-saham tersebut karena ekspektasi bahwa kinerjanya akan membaik.

Pelaku pasar menanti prospek stimulus pemerintah AS sementara Ketua Federal Reserve Jerome Powell dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin akan berpidato di depan Komite Perbankan, Senat.

Partai Demokrat telah menyiapkan paket bantuan stimulus senilai US$ 2,4 triliun yang akan diajukan untuk persetujuan melalui voting pada pekan depan. Paket tersebut meliputi bantuan untuk maskapai dan manfaat untuk pengangguran.

Namun, pertarungan perebutan posisi pengganti Hakim Mahkamah Agung Ruth Bader Ginsburg dikhawatirkan menempatkan stimulus menjadi prioritas kedua. Akibatnya, Goldman Sachs memangkas Produk Domestik Bruto (PDB) AS pada kuartal IV-2020 menjadi 3%, atau separuh dari proyeksi sebelumnya 6%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular