
Lautan Merah di Bursa Asia, Bikin Investor Ngelus Dada

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja bursa saham utama di Benua Asia pada siang ini terus mengalami tekanan. Hampir semua berada di zona merah terimbas rilis data-data ekonomi Eropa yang memburuk.
Pada pukul 11:01 WIB, Tercatat indeks Nikkei Jepang melemah 0,77%, Hang Seng Hong Kong anjlok 1,78%, disusul indeks Shanghai di China yang terjatuh 1,46%, STI Singapura terdepresiasi 1,09% dan KOSPI dari Korea Selatan yang terperosok dalam 2,03%.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pukul 11:01 WIB melemah cukup dalam 1,63% ke level 4.837,68. Pada pembukaan hari ini, IHSG dibuka melemah 0,85% ke level 4.876,99. Namun tak berapa lama selang 5 menit, IHSG drop hingga 1,15% di level 4.861,09.
Pergerakan bursa Asia yang masih memerah hingga pukul 11:00 WIB disebabkan sentimen negatif yang masih mendominasi global saat ini. Salah satunya adalah pesimistis pelaku pasar global terkait stimulus di Amerika Serikat (AS) yang hingga kini masih "mandek".
Sebelumnya,dari Negeri Paman Sam, dimana pembahasan stimulus fiskal di AS masih belum ada titik terang di parlemen (Kongres) AS.
Bos bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell bahkan mengatakan stimulus fiskal diperlukan untuk segera membangkitkan perekonomian AS.
"Kita sudah bangkit cukup cepat, dan itu bagus. Tetapi jalan masih panjang. Jadi, saya ingin mengatakan kita perlu bersama-sama, kita semua. Pemulihan ekonomi akan berjalan lebih cepat jika mendapat dukungan dari Kongres dan The Fed," kata Powell di hadapan House of Representatives Select Subcommittee, Rabu pagi waktu setempat.
Sentimen negatif selanjutnya datang dari perkembangan vaksin virus corona buatan AstraZeneca. Uji klinis tahap akhir vaksin yang disebut AZD1222 tersebut masih belum bisa dilanjutkan di AS.
Penyidik federal dikatakan masih mencari "jawaban penting" untuk keselamatan pasien, kata Menteri Kesehatan dan Layanan Kesehatan AS, Alex Azar, kepada CNBC International, Rabu kemarin.
Uji klinis vaksin AZD1222 dihentikan sementara sejak 6 September lalu, setelah pasien di Inggris mengalami efek samping yang serius.
Kabar buruk lainnya datang dari Eropa, di tengah peningkatan kasus Covid-19, aktivitas bisnis (manufaktur dan jasa) kembali menyusut.
Kemarin, IHS Markit melaporkan purchasing managers' index (PMI) gabungan jasa dan manufaktur bulan September untuk Zona Euro sebesar 50,1, turun tajam dari bulan Agustus sebesar 51,9.
PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawahnya berarti kontraksi, sementara di atasnya artinya ekspansi.
Pelambatan tajam ekspansi di bulan September terjadi karena sektor jasa. PMI jasa Zona Euro dilaporkan sebesar 47,6, turun dari bulan Agustus 50,5.
Sektor jasa kembali mengalami kontraksi setelah 2 bulan beruntun berekspansi. Sementara itu PMI sektor manufaktur dilaporkan sebesar 54,3, turun dari bulan sebelumnya 55,2.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Asia Merah Semua, Bursa RI Bisa Babak Belur Nih
