Analisis Teknikal

Covid-19 Horor, Bikin Flashback ke Maret IHSG Bisa Nyungsep!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
24 September 2020 08:00
Pengunjung melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Kamis, 12 Maret 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 5,01% ke 4.895,75. Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dihentikan sementara (trading halt) setelah  Harga tersebut ke 4.895,75 terjadi pada pukul 15.33 WIB.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menguat nyaris 1% di awal perdagangan, tetapi pada akhirnya harus rela kembali ke zona merah, melemah 0,33% ke 4.917,95. Hari ini IHSG masih berpotensi tertekan efek dari penyebaran virus corona (covid-19)

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 187 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi mencapai Rp 7 triliun.

Sentimen negatif masih datang dari risiko resesi di Indonesia yang diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Selain itu, semakin banyak rakyat Indonesia yang jatuh sakit dan tutup usia akibat serangan virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut.

Per 23 September 2020, jumlah pasien positif corona di Tanah Air tercatat 257.388 orang. Bertambah 4.465 orang (1,77%) dibandingkan posisi sehari sebelumnya. Tambahan pasien baru 4.465 orang dalam sehari adalah rekor tertinggi sejak Indonesia mencatatkan kasus perdana pada awal Maret.

Dalam 14 hari terakhir (10-23 September), rerata penambahan pasien baru adalah 3.860 orang per hari. Jauh di atas 14 hari sebelumnya yaitu 3.084 orang per hari.

Sementara dari eksternal dipengaruhi oleh pernyataan bos bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed dan koleganya.

Tekanan bertambah besar bagi IHSG pada perdagangan hari ini, Kamis (24/9/2020), akibat bursa saham Amerika Serikat yang mengalami aksi jual Rabu waktu setempat. Harga emas dunia juga ikut merosot, yang memicu risiko terjadi aksi jual yang luas seperti bulan Maret lalu. Saat itu IHSG ambrol lebih dari 30%. 

Secara teknikal, IHSG kemarin melemah dan nyaris mencapai target penurunan 4.867 yang merupakan Fib. Retracement 38,2% pada grafik harian.
Fibonnaci tersebut ditarik dari level tertinggi September 2019 di 6.414 ke level terlemah tahun ini 3.911 pada grafik harian.

Indikator stochastic pada grafik harian bergerak turun mendekati wilayah jenuh jual (oversold).

idrGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Dengan stochastic yang belum mencapai oversold, artinya ruang pelemahan IHSG masih terbuka lebar.

Area 4.867 menjadi support terdekat, jika berhasil ditembus, aksi jual akan semakin meningkat membawa IHSG turun ke 4.700.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Sementara jika mampu bertahan di atas support, IHSG berpeluang bangkit, melihat grafik 1 jam, indikator stochastic sudah berada di wilayah oversold. Resisten terdekat berada di 4.970, jika dilewati IHSG berpeluang menguat ke level psikologis 5.000.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular