
Bakal Garap Tambang Grasberg, Saham Antam Melesat!

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten BUMN PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam berpeluang mengelola tambang emas bekas PT Freeport Indonesia di Grasberg Papua setelah Menteri BUMN Erick Thohir mengirim surat permintaan prioritas penggunaan lahan tersebut kepada Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Sontak kabar ini membuat saham ANTM pada perdagangan Rabu pagi ini (23/9/2020) melesat 4,76% di level Rp 770/saham.
Asing bahkan masuk membeli saham ANTM sebanyak Rp 1,55 miliar sehingga dalam 5 hari terakhir asing masuk sebesar Rp 12,89 miliar di pasar reguler. Adapun dalam sebulan terakhir, saham ANTM diborong asing Rp 21,24 miliar.
Dalam pernyataan di gedung DPR, Erick mengatakan, pihaknya juga berkoordinasi dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) agar Kementerian ESDM dapat memprioritaskan perusahaan BUMN untuk masuk dalam pengelolaan tambang Grasberg.
Erick berharap BUMN seperti Antam mestinya tak hanya mengandalkan bisnis trading, tapi juga bisa mengelola tambang mineral sendiri
Apalagi, Indonesia juga didukung dengan jumlah pasokan sumber daya mineral yang besar sebagai cadangan.
"Apalagi saat ini Antam pegawai banyak seribu tapi tidak punya tambang," kata Erick dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (22/9/2020).
"Makanya kemarin kita kirim surat ke Menteri ESDM, sebagai perusahaan BUMN kita mengharapkan, kami koordinasi juga dengan Kepala BKPM agar alokasi yang sudah diberikan Freeport kepada negara, diprioritaskan kepada BUMN untuk masalah pengelolaan emas itu. Sehingga kita secara konkret Antam ini bukan trading company, tapi juga perusahaan tambang emas," katanya.
Dia menyayangkan sumber daya emas yang dimiliki Tanah Air saat ini memiliki jumlah yang sangat besar, namun perusahaan tambang pelat merah justru tidak memiliki tambang sendiri.
"Sangat menyakitkan kalau kita lihat bagaimana prospek emas di Indonesia menjadi salah satu supply yang besar. Dan dalam kondisi seperti ini harga emas sangat baik. Karena itu kita memberanikan diri untuk masuk ke dalam lahan eks-Freeport. Jadi itu untuk masalah Antam," imbuhnya.
Secara kinerja, pada semester I-2020 ini, Aneka Tambang mencatatkan laba bersih hanya mencapai Rp 84,82 miliar, berkurang hingga 80,18% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 428 miliar.
Penurunan laba bersih itu seiring dengan jumlah penjualan Antam yang melorot pada periode 6 bulan pertama tahun ini.
Penjualan Antam mencapai Rp 9,23 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp 14,43 triliun, atau ambles 36%. Beban penjualan juga berkurang menjadi Rp 7,92 triliun dari sebelumnya Rp 12,28 triliun.
Adapun tambang emas milik Antam di Gunung Pongkor, Bogor diproyeksikan akan segera habis mengingat kontrak eksplorasi di wilayah tambang ini akan habis pada 2021.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Melirik Sederet Tambang Emas Terbesar di Dunia, Ada Grasberg?