Ada Harapan Ekonomi Membaik, Bursa Asia Hijau

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
18 September 2020 11:12
Passersby are reflected on an electronic board showing the exchange rates between the Japanese yen and the U.S. dollar, the yen against the euro, the yen against the Australian dollar, Dow Jones Industrial Average and other market indices outside a brokerage in Tokyo, Japan, August 6, 2019.   REUTERS/Issei Kato
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tren pergerakan bursa Asia pada pukul 11:00 WIB mayoritas masih bertahan di zona hijau. Tanda-tanda ekonomi mulai pulih di kawasan Asia menjadi sentimen positit bagi investor.

Tercatat indeks Nikkei Jepang menguat tipis 0,04%, Hang Seng Hong Kong naik 0,34%, disusul indeks Shanghai di China yang naik 0,57%, STI Singapura terdepresiasi 0,17% dan KOSPI dari Korea Selatan terkoreksi tipis 0,06%.

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pukul 11:00 WIB menguat 0,40% ke level 5.058,73, setelah sebelumnya IHSG dibuka turun tipis 0,02% di level 5.037,36 dan bergerak naik-turun pada sekitar pukul 09:00 WIB hingga pukul 09:30 WIB.

Pada hari ini, Jepang merilis data inflasi Agustus 2020 pada pagi tadi. Tercatat inflasi Agustus secara bulanan (month-on-month/MoM) sebesar minus 0,1%, lebih kecil dari Juli sebesar 0,2%.

Sedangkan, inflasi Agustus secara tahunan (year-on-year/YoY) sebesar 0,2%, lebih rendah dari Agustus tahun sebelumnya sebesar 0,3%. Adapun inflasi inti Jepang pada Agustus 2020 menurun menjadi minus 0,4% (YoY) dari Agustus 2019 sebesar 0%, yang artinya Jepang masih mengalami deflasi.

Beralih ke kiblat pasar modal global Wall Street, dini hari tadi beberapa sentimen negatif yang beredar di pasar membuat tiga indeks saham utama bursa New York jatuh ke zona koreksi.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) terpangkas 130 poin atau 0,47%. Indeks S&P 500 melorot 28,5 poin atau 0,84% dan indeks Nasdaq Composite terkoreksi paling dalam dengan penurunan 140 poin atau 1,27%.

Selain valuasi saham-saham terutama untuk sektor teknologi yang dinilai terlalu tinggi, pasar juga merespons informasi seputar vaksin yang simpang siur. Sebelumnya Presiden Donald Trump menyebutkan bahwa vaksin dapat didistribusikan di AS mulai Oktober. 

Namun pernyataan berbeda datang dari seorang direktur Center for Disease Control & Prevention (CDC) yang mengatakan kepada parlemen bahwa vaksinasi hanya akan dilakukan kepada segelintir orang tahun ini dan tak akan didistribusikan meluas untuk enam sampai sembilan bulan. 

Pembahasan paket stimulus Covid-19 lanjutan di AS yang macet juga menambah sentimen negatif di pasar.

Di saat yang sama Wall Street juga memandang skeptis kebijakan bank sentralnya, the Fed yang akan menahan suku bunga rendah untuk waktu yang agak lama guna mendongkrak inflasi.

Di tengah merebaknya sentimen negatif dan juga adanya risiko ketidakpastian, terselip satu kabar yang bisa terbilang cukup positif.

Rilis data ketenagakerjaan terbaru menunjukkan bahwa klaim tunjangan pengangguran untuk pekan lalu yang berakhir di 12 September turun menjadi 860.000 saja lebih rendah survei Dow Jones yang memperkirakan klaim tunjangan berada di angka 875.000.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular