Antisipasi Bunga Acuan Tetap, Investor Buru SBN Tenor Panjang

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
16 September 2020 18:50
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia -  Laju pergerakan harga obligasi negara pada Rabu (16/9/2020) berbalik arah dari perdagangan hari sebelumnya. Tercatat obligasi negara dengan tenor 15 tahun dan 20 hari ini mengalami kenaikan harga, sisanya mengalami penurunan harga.

Surat Berharga Negara (SBN) dengan tenor 15 dan 20 tahun ramai dikoleksi investor hari ini, sedangkan sisanya cenderung dilepas investor. Yield (imbal hasil) SBN dengan tenor 15 tahun turun 1,5 basis poin ke level 7,436% dan yield SBN 20 tahun turun 0,2 basis poin ke 7,473%.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga kenaikan yield menunjukkan harga obligasi yang turun. Demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Sementara itu, yield SBN dengan tenor 10 tahun yang merupakan acuan yield obligasi negara mengalami penguatan 0,2 basis poin ke level 6,915%. Artinya, harga obligasi acuan tersebut sedang melemah.

Kenaikan yield tertinggi tercatat di SBN dengan tenor 1 tahun yang naik 4,3 basis poin ke level 3,811%. Sementara itu, kenaikan yield terendah terjadi pada SBN berjatuh tempo 10 tahun yang merupakan yield SBN acuan.

Investor sedang menunggu dan mencermati (wait and see) pengumuman hasil rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG-BI) tentang kebijakan suku bunga acuan yang berlangsung hari ini dan besok

Bank sentral nasional tersebut diperkirakan mempertahankan suku bunga acuannya. Tekanan yang dialami rupiah sejak awal kuartal III-2020 membuat MH Thamrin agak sulit menurunkan BI 7 Day Reverse Repo Rate, meski perekonomian Indonesia tengah di bibir jurang resesi.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan suku bunga acuan bakal tetap bertahan di 4% dalam RDG bulan ini.  Hal ini membuat pelaku pasar bertaruh bahwa pemulihan ekonomi bakal kian panjang karena otoritas moneter tak memberi insentif tambahan.

Selain itu, investor juga masih menanti kebijakan Federal Reserve (The Fed) terkait hal yang sama, yaitu kebijakan suku bunga acuan. Investor optimistis The Fed tetap mempertahankan suku bunga acuannya.

Ketika suku bunga acuan tetap di tengah membesarnya risiko resesi, pemodal pun mencari aset yang lebih aman dan menawarkan pengembalian tetap, seperti obligasi pemerintah yang bertenor panjang.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article MAMI: Yield Obligasi RI 10 Tahun Berpeluang Turun Ke 6%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular