
Dibanjiri Sentimen Positif, Wall Street Dibuka Semarak

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan Selasa (15/9/2020) didorong penguatan lanjutan saham teknologi dan data ekonomi yang solid di AS dan China.
Indeks Dow Jones Industrial Average dibuka naik 225 poin (+0,7%) pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan 25 menit kemudian menjadi 131,4 poin (+0,5%) ke 28.124,74. Nasdaq menguat 165,6 poin (+1,5%) ke 11.222,28 dan S&P 500 naik 31 poin (+0,9%) ke 3.414,54.
Saham Apple dan Microsoft menguat masing-masing sebesar 2,3% dan 1,6%. Saham Amazon, Netflix, Facebook dan Alphabet (induk Google) kompak naik lebih dari 1%. Sementara itu, saham Tesla melesat 3,7% melanjutkan reli Senin yang mencapai 12%.
Wall Street juga mendapatkan energi penguatan dari China yang melaporkan penjualan ritel pertama pada tahun ini sebesar 0,5% secara tahunan pada Agustus. Ini merupakan laporan kinerja positif pertama sepanjang 2020, mengutip data Biro Statistik Nasional.
This puts the China "on track to return to its pre-virus growth rate before the end of the year," said Julian Evans-Pritchard, senior China economist at Capital Economics. "Retail sales surpassed 2019 levels for the first time since the COVID-19 outbreak, while investment and output growth continued to strengthen" last month.
Di AS, indeks manufaktur Empire State berada di level 17 pada September, berbalik menguat dari angka 3,7 pada Agustus. Ekonom dalam polling Dow Jones juga memperkirakan indeks tersebut bakal berada di level 7.
Sentimen positif juga datang dari kabar vaksin, di mana AstraZeneca melanjutkan kembali uji coba fase ketiga di Inggris sementara Direktur Utama Pfizer Albert Bourla menargetkan bisa menyajikan data kunci uji coba vaksinnya pada regulator selambat-lambatnya pada Oktober.
Optimisme bahwa AS bisa mengatasi penyebaran virus menjadi alasan utama LPL Financial menaikkan target indeks S&P 500 ke level 3.450-3.500, atau naik sekitar 2% sepanjang tahun ini. Alasan lain adalah aksi korporasi perusahaan teknologi seperti akuisisi Softbank.
"Terlepas dari keadaan sekarang, dan juga sektornya, komitmen besar dan merger besar cenderung menunjukkan kepercayaan diri, dan kami akan mengambilnya sebagai pertanda positif," ujar perencana investasi LPL Finance Jeff Buchbinder, kepada CNBC International.
Sektor teknologi berpeluang mengangkat pasar di tengah agenda Apple yang akan mengumumkan produk baru dalam ajang digital, di luar produk iPhone. Saham sektor teknologi beberapa pekan terakhir tertekan, sehingga indeks Nasdaq surut 10% dari rekor tertingginya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?