
Terungkap! BI Beberkan Faktor Kenapa Rupiah Terlemah Se-Asia

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) membeberkan faktor penyebab nilai tukar rupiah sempat berada di posisi terlemah di mata uang Asia. Rupiah pada penutupan, Senin (14/9/2020) tercatat Rp 14.860/US$.
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah mengatakan, faktor utama yang membuat rupiah melemah adalah dilepasnya surat utang pemerintah oleh investor asing.
"Karena masih banyak penjualan bond oleh investor asing," ujar Nanang kepada CNBC Indonesia, Senin (14/9/2020).
"Penjualan bond tersebut masih menimbulkan demand [permintaan] valas, namun masih dapat di supply oleh pasar. Mekanisme pasar di pasar valas berjalan cukup baik dimana bid dan offer valas berjalan seimbang," tambahnya.
Nanang memastikan, Bank Indonesia akan tetap berada di pasar untuk menstabilkan nilai tukar rupiah agar tetap sesuai dengan fundamentalnya. Stabilisasi dilakukan melalui operasi pasar Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) dan pasar spot.
"Baik melalui brokers maupun direct interbank spot market. Untuk memastikan volatilitas kurs terjaga dan mencegah pelemahan yang berlebihan," kata dia.
Sebagai informasi, Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) stagnan di perdagangan pasar spot hari ini, setelah melemah 0,81% sepanjang pekan lalu.
Pada Senin (14/9/2020), US$ 1 dibanderol Rp 14.860/US$ di pasar spot. Rupiah stagnan alias sama persis dengan penutupan perdagangan terakhir pekan lalu. Sebelumnya di awal perdagangan rupiah menguat 0,07% di Rp 14.850/US$, kemudian melemah 0,47% di Rp 14.930/US$.
(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS