Analisis Teknikal

Muncul Pola Shooting Star, Rupiah Siap Menguat Lagi!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
14 September 2020 08:25
Uang Edisi Khusus Kemerdekaan RI ke 75 (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)
Foto: Uang Edisi Khusus Kemerdekaan RI ke 75 (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah 0,81% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.860/US$ sepanjang pekan lalu. Meski melemah, kinerja rupiah bisa dikatakan lumayan bagus jika melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ambrol lebih dari 4%.

Sebabnya, rencana diberlakukannya kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, Minggu kemarin akhirnya resmi mengumumkan PSBB akan di mulai hari ini, Senin (14/9/2020) tetapi ternyata tidak seperti yang ditakutkan pelaku pasar.

Meski memang ada pengetatan ketimbang PSBB transisi, tetapi tidak seketat masa awal PSBB di bulan April lalu, sehingga rupiah berpeluang bangkit kembali.

Selain itu, sentimen pelaku pasar global juga terlihat mulai membaik, setelah pekan lalu dibuat cemas akan aksi jual sektor teknologi di bursa saham AS (Wall Street). Membaiknya sentimen pelaku pasar terlihat dari penguatan bursa saham berjangka (futures) AS pagi ini. Indeks Dow Jones Futures menguat 0,7%, S&P 500 +0,8%, dan Nasdaq Futures melesat 1,1%.

Selain itu, bursa utama Asia yang sudah dibuka juga menghijau. Kala sentimen pelaku pasar membaik, aliran modal tentunya kembali mengalir ke negara emerging market, seperti Indonesia, apalagi setelah aksi jual di pekan lalu. Rupiah pun bisa mendapat tenaga untuk menguat.

Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR masih berada di atas US$ 14.730/US$, yang sebenarnya memberikan tekanan,
Level US$ 14.730/US$ merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%.

Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).

Tetapi kabar baiknya, pada Jumat (11/9/2020) lalu, rupiah membentuk pola Shooting Star. Dilihat pada grafik candle stick harian, badannya (body) kecil di bagian bawah, sementara ekornya (tail) panjang ke atas. Pola tersebut disebut Shooting Star, dan kerap dijadikan sinyal pembalikan arah atau USD/IDR akan bergerak turun, dengan kata lain rupiah berpeluang menguat.

Secara psikologis, pola shooting star menunjukkan aksi jual dolar berusaha mendominasi pasar.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Sementara itu indikator stochastic kini bergerak naik mendekati wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic yang nyaris mencapai overbought memperbesar peluang penguatan rupiah. Support terdekat berada di kisaran Rp 14.830/US$, jika berhasil ditembus rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.790/US$.

Penembusan ke bawah Rp 14.730/US$ akan membuka jalan rupiah menguat menuju support Rp 14.730/US$.

Sementara itu, resisten terdekat berada di Rp 14.900/US$. Jika resisten tersebut dilewati, rupiah berisiko menuju Rp 14.930/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rupiah, Juara Asia Semester I-2020 Adalah Peso Filipina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular