Wall Street Dibuka "Berdarah-darah", Nasdaq Drop 359 Poin!

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
08 September 2020 20:43
Traders work on the floor of the New York Stock Exchange shortly after the opening bell in New York, U.S., March 19, 2018. REUTERS/Lucas Ja
Foto: REUTERS/Lucas Jackson

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) terkapar "berdarah-darah" pada pembukaan perdagangan Selasa (8/9/2020), menyusul aksi ambil untung pemodal atas saham-saham teknologi yang telah melesat dua pekan terakhir.

Indeks Dow Jones Industrial Average dibuka turun 1% pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan 10 menit kemudian kian parah menjadi 454,85 poin (-1,6%) ke 27.678,46. Nasdaq longsor 359,7 poin (-3,2%) ke 10.953,46 dan S&P 500 naik 69,3 poin (-2%) ke 3.357,7.

Saham Tesla dibuka merosot 15,5% lalu setelah gagal masuk menjadi konstituen indeks S&P 500, padahal para investor berharap saham tersebut bisa lolos menjadi bagian dari indeks tersebut dan menopang reli yang terbentuk sepanjang tahun ini.

Pada Jumat, saham sektor teknologi ambrol hingga indeks Nasdaq terpangkas 3,3% dan menghadapi pekan terburuk sejak 20 Maret. Indeks Dow Jones dan S&P 500 juga anjlok, masing-masing sebesar 1,8% dan 2,3% menjadi koreksi terbesar sejak Juni.

Saham Nasdaq lain terpukul keras pada pembukaan hari ini di antaranya Facebook, Amazon, Netflix, dan Alphabet (induk usaha Google) yang melemah masing-masing lebih dari 2,8%. Saham Apple anjlok 5,3%, Zoom merosot 4,2%, dan Nvidia turun 5% lebih.

Kebanyakan pelaku pasar mulai menilai bahwa lonjakan harga saham sektor teknologi mulai membawa valuasi saham menjadi terlalu tinggi. Bahkan setelah koreksi akhir pekan lalu, indeks Nasdaq masih terhitung naik 70% dari posisi terendahnya tahun ini pada Maret.

"Kami percaya perlu lebih dari sekadar koreksi menengah di tengah kondisi demikian... Oleh karenanya, kami masih percaya bakal ada koreksi, mungkin lebih dari 10%," tutur Matt Maley, Kepala Perencana Pasar Miller Tabak, dalam laporan risetnya yang dikutip CNBC International.

Sebaliknya, saham Disney, UPS dan Ford menguat pada sesi pembukaan di tengah kabar emiten farmasi Drugmaker menjanjikan aspek keselamatan sebagai prioritas utama pengembangan vaksin corona.

Koreksi saham sektor teknologi dibarengi dengan penguatan saham siklikal yang dinilai bakal mendapat keuntungan terbesar dari pemulihan ekonomi. Sektor material dan keuangan pun menjadi indeks sektoral dengan reli tertinggi pekan lalu, masing-masing sebesar 2,3% dan 0,9%.

Di tengah situasi demikian, indeks volatilitas CBOE, yang menjadi indeks ketakutan pasar menyentuh level tertinggi sejak 15 Juni, sebesar 38,28 pada Jumat. Hari ini, indeks tersebut berada di level 33.

Sentimen geopolitik juga memperburuk psikologi pasar, setelah Presiden AS Donald Trump pada Senin kembali mengutarakan rencananya untuk memutus perekonomiannya dari China. Beijing merasa dirundung oleh Washington setelah rilis gerakan keamanan data global, yang menyerukan perusahaan global meninggalkan perusahaan teknologi China.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular