Analisis Teknikal

Tampak Jelas, Ada Sinyal Rupiah Siap Ngegas Lagi Hari Ini

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
08 September 2020 08:55
FILE PHOTO: A U.S. one-hundred dollar bill (C) and Japanese 10,000 yen notes are spread in Tokyo, in this February 28, 2013 picture illustration. REUTERS/Shohei Miyano/File Photo
Foto: REUTERS/Shohei Miyano

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat tipis 0,07% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.730/US$ pada perdagangan Senin (7/9/2020). Meski tipis, penguatan tersebut menjadi start yang bagus di awal pekan, mengingat banyak mata uang utama Asia yang melemah melawan dolar AS.

Dolar AS sedang tidak dalam kondisi bagus, meski data-data ekonomi Paman Sam menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Sebabnya, ketua bank sentral AS (The Fed) menyatakan kebijakan ultra longgar masih akan dipertahankan dalam waktu yang lama.

Sementara dari dalam negeri, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang menenangkan pasar terkait rencana revisi undang-udang Bank Indonesia (BI) serta kebijakan "burden sharing" membuat rupiah kembali bertenaga.

Melalui konferensi pers akhir pekan lalu, Sri Mulyani menegaskan bahwa pemerintah belum membahas amandemen UU BI yang merupakan inisiatif Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

"Beberapa hari terakhir banyak disampaikan revisi UU BI yang merupakan inisiatif DPR. Dapat dijelaskan bahwa sampai hari ini pemerintah belum membahas RUU inisiatif DPR tersebut. Penjelasan Bapak Presiden adalah sangat jelas, bahwa kebijakan moneter harus tetap kredibel, efektif dan independen," tegas Sri Mulyani.

Selain itu cadangan devisa Indonesia kembali mencetak rekor tertinggi US$ 137 miliar.

Kabar baik lainnya datang dari hasil survei 2 mingguan Reuters yang menunjukkan investor kembali menyukai rupiah dengan mengambil posisi beli (long) setelah mengambil posisi jual (short) dalam 4 survei beruntun atau 2 bulan terakhir.

Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR mengakhiri perdagangan di US$ 14.730/US$ yang menjadi kunci pergerakan di pekan ini.

Level US$ 14.730/US$ merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%. Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).

Sementara itu indikator stochastic kini bergerak naik tetapi masih cukup jauh dari wilayah jenuh beli (overbought).

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian 
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Seperti disebutkan sebelumnya, level Rp 14.730/US$ menjadi kunci pergerakan. Jika mampu menembus dan bertahan di bawah Rp 14.730/US$, rupiah berpotensi menguat ke Rp 14.660/US$, dan target selanjutnya ke Rp 14.600/US$.

Sementara target penguatan untuk pekan ini di Rp 14.450/US$.

Sebaliknya jika tertahan di atas Rp 14.730/US$, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.800/US$, hingga Rp 14.835/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rupiah, Juara Asia Semester I-2020 Adalah Peso Filipina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular