
Sah! Wexler Capital Kuasai 21% Saham Tambang Emas Grup Bakrie

Jakarta, CNBC Indonesia - Resmi sudah perusahaan investasi yang berbasis di Singapura, Wexler Capital Pte. Ltd., menguasai 14,79 miliar (20,82%) saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). Jumlah porsi saham Wexler di BRMS bertambah sebanyak 8,79 miliar dari sebelumnya hanya sebesar 6,10 miliar (9,79%).
Berdasarkan data Ficomindo Buana Registrar, sebagai biro administrasi efek, dalam laporan keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Jumat (4/9/2020), perubahan kepemilikan Wexler itu terjadi per 10 Juli 2020 saat selesainya penerbitan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (Non-HMETD) atau private placement BRMS dan konversi utang.
Sebagai perbandingan, pada awal Juli 2020, pemegang saham BRMS adalah PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sebesar 10,83%, PT Biofuel Indo Sumatra 10,71%, Wexler sebesar 9,79%, CS AGSING-FFCL (Longhaul)-Client Account-2023334080 22,87%, dan Fountain City Investment Ltd sebesar 8,02%.
Sementara sisa saham 37,78% dipegang investor lainnya termasuk publik.
Adapun di kuartal I-2020, BUMI yang masuk perusahaan Grup Bakrie masih menguasai saham BRMS sebesar 35,73% untuk saham seri A, dan investor publik 5,30% juga untuk saham Seri A.
Sementara saham Seri B BRMS dipegang Fountain City Investment Ltd 8,02%, Wexler 9,79%, Biofuel Indo 11,27%, 1st Financial Company Limited 22,86%, dan publik 7,03%.
Penambahan saham Wexler ini sebetulnya dilakukan lewat aksi korporasi penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (Non-HMETD) atau private placement, termasuk kompensasi utang Wexler menjadi saham BRMS.
Aksi ini sudah disetujui oleh para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BRSM pada 24 Juni 2020. RUPSLB menyetujui, jumlah penambahan modal Non-HMETD, termasuk pelaksanaan konversi utang perseroan terhadap Wexler sebesar US$ 52.482.947 menjadi saham perseroan dengan harga pelaksanaan Rp 84/saham.
Nilai utang tersebut setara dengan Rp 761 miliar (asumsi kurs Rp 14.500/US$).
Dalam kaitannya dengan rencana konversi ini, maka RUPSLB menyetujui penerbitan sebanyak 8.685.302.932 saham baru seri B dengan nilai nominal Rp 50 yang akan diambil bagian oleh Wexler. Jadwal pelaksanaan private placement dan pencatatan saham tambahan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah dilakukan pada 10 Juli 2020.
"Dengan besaran saham baru 8.685.302.932 dan harga pelaksanaan Rp 84/saham, nominal pemesanan mencapai Rp 729,57 miliar," kata Muhammad Sulthon, Direktur dan Sekretaris Perusahaan, dalam keterbukaan informasi di BEI.
Awal mula konversi utang Wexler berawal dari perjanjian antara Credit Suisse AG, BRMS, dan Wexler, di mana pada 28 Oktober 2016, Credit Suisse AG, BRMS, dan Wexler sepakat untuk mengalihkan pinjaman BRMS dari Credit Suisse AG kepada Wexler sebesar US$ 100.961.331.
Pengalihan itu berlaku efektif tanggal 2 Desember 2016 dengan jangka waktu 2 tahun dari tanggal efektifnya, dan tingkat bunga yang disepakati adalah 10% per tahun.
Namun lantaran BRMS dianggap tidak memenuhi salah satu persyaratan dalam perjanjian, Wexler mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, sebagaimana disebutkan dalam laporan keuangan Maret 2020.
Pada 29 Maret 2017, PN Jakarta Selatan memutuskan agar para pihak membuat suatu perjanjian perdamaian yang antara lain berisi bahwa jumlah pinjaman BRMS kepada Wexler terhitung sejak ditandatanganinya perjanjian perdamaian adalah menjadi sebesar US$ 154.956.698 dan pinjaman tersebut sebagian akan diselesaikan BRMS dengan mengonversi pinjaman menjadi saham.
Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan itu, maka BRMS membukukan biaya keuangan sejumlah US$ 53.995.367 dan mengumumkan rencana untuk melakukan penerbitan saham Seri B yang akan digunakan oleh BRMS untuk menyelesaikan pinjaman kepada Wexler pada 21 April 2017.
Rencana ini kemudian disetujui oleh pemegang saham melalui RUPS yang dilaksanakan pada 30 Mei 2017.
Untuk merealisasikan perjanjian perdamaian yang telah mendapatkan persetujuan dari RUPS, BRMS dan Wexler sepakat untuk terlebih dahulu mengonversi sebagian jumlah pinjaman sebesar US$ 100.961.331 menjadi 15.985.544.075 saham Seri B. Kesepakatan ini dituangkan dalam akta notaris No. 85 tanggal 15 Juni 2017.
Dengan demikian, saldo fasilitas pinjaman Wexler pada 31 Maret 2020 dan 31 Desember 2019 masing-masing sebesar US$ 53.995.367.
Di kuartal I-2020, BRMS berhasil mencatatkan laba bersih US$ 165.057 atau setara dengan Rp 2,43 miliar (asumsi kurs Rp 14.700/US$) pada kuartal I-2020, melesat 90% dari periode yang sama tahun lalu US$ 86.650.
Berdasarkan laporan keuangan BRMS, laba bersih ini dibukukan di tengah penurunan pendapatan perusahaan menjadi US$ 991.860 atau Rp 14,58 miliar turun 21% dari periode yang sama tahun lalu US$ 1,26 juta atau Rp 18,53 miliar.
Pendapatan ini merupakan jasa penasehat pertambangan yang diberikan oleh BRSM terhadap Bellridge Holdings Limited (Bellridge) untuk periode 3 bulan yang berakhir pada 31 Maret 2020 dan 2019 masing-masing sebesar US$ 892.000 dan US$1.260.530.
Pendapatan juga disumbang hasil dari penjualan persediaan bijih di stockpiles milik PT Citra Palu Minerals (CPM), entitas Anak, untuk periode 3 bulan yang berakhir pada 31 Maret 2020 sebesar US$ 99.860.
Pada perdagangan BEI Kamis kemarin (3/9/2020), saham BRMS minus 5,45% di level Rp 52/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 3,69 triliun.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Faktor yang Bikin Laba BRMS Tumbuh Positif di Q2-2020
