Mantap! Produksi Batu Bara BUMI Naik 5% di Semester I-2020

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
02 September 2020 18:37
Direktur dan Corporate Secretary Bumi Resources Dileep Srivastava (Anisatul Umah/CNBC Indonesia)
Foto: Direktur dan Corporate Secretary Bumi Resources Dileep Srivastava (Anisatul Umah/CNBC Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia- Produksi batu bara PT Bumi Resources Tbk (BUMI) meningkat sekitar 5% pada semester I-2020 dibandingkan dengan periode setahun lalu. Pada semester I-2020 produksi mencapai 41 metrik ton (juta ton) sementara semester I-2019 sebesar 39,1 juta ton.

Lebih rinci, produksi terbesar berasal dari tambang Kaltim Prima Coal sebesar 29,4 juta ton. Produksi ini meningkat 3% dibandingkan setahun sebelumnya. Adapun tambang Arutmin menghasilkan batu bara 11,6 juta ton, meningkat 11% dari setahun sebelumnya.

Produsen batu bara terbesar di Indonesia ini mencatatkan angka penjualan yang stabil di 41,2 juta pada semester I-2020. Namun, emiten menghadapi tantangan turunnya harga batu bara. Dari US$ 53,2/ton menjadi US$ 46,9/ton, atau turun 12%.

"Realisasi harga batubara pada 1H'2020 mengalami penurunan tajam sebesar 12% karena permintaan batubara yang tidak stabil dari Cina, India, dan sebagian besar Asia. Hal ini dipicu oleh Pandemi Covid19 sebagai faktor penyebab utama," ujar Director & Corporate Secretary BUMI Dileep Srivastava.

Sementara itu, inventori BUMI relatif stabil di angka 2,7 juta pada akhir semester I-2020.

"Meski ketidakpastian pasar masih membebani harga batubara dalam jangka pendek, Perseroan berkeyakinan bahwa ke depannya industri batubara akan terus berkembang, terutama dengan pengembangan proyek-proyek hilirisasi batubara dalam jangka menengah," ujarnya.

BUMI meraih pendapatan US$ 1,97 miliar pada periode semester I-2020, turun dibandingkan setahun sebelumnya yang tercatat US$ 2,27 miliar. Adapun beban pokok pendapatan BUMI ikut menurun 7% menjadi US$ 1,73 miliar. Sementara itu beban usaha turun 3% menjadi US$ 105,4 juta.

Secara keseluruhan BUMI mencatatkan rugi yang dapat diatribusikan ke entitas induk (rugi bersih) sebesar US$ 86,1 juta. Hal itu berbeda dengan setahun sebelumnya yang tercatat masih untuk mencetak laba US$ 80,7 juta.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Private Placement Lagi, Utang BUMI Lunas?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular