
Ambles 2% Gegara Profit Taking, IHSG Bisa Bangkit Lagi Gak?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambles 2% ke 5.238,487 pada perdagangan awal pekan kemarin (31/8/2020) akibat aksi ambil untung (profit taking).
Maklum saja, IHSG pada pekan lalu mencapai level tertinggi lebih dari 5 bulan, tepatnya sejak 6 Maret lalu.
Selain itu, dalam 16 perdagangan terakhir sebelum Senin kemarin, IHSG menguat dalam 13 hari. Selama periode tersebut total penguatan IHSG sebesar 6,8%.
Risiko resesi yang dialami Indonesia di kuartal III-2020 menjadi pemicu aksi profit taking tersebut. Selain itu Bank Indonesia (BI) melihat ketidakpastian pasar keuangan global masih tinggi di kuartal III-2020.
"Perkembangan terkini pada Juli dan Agustus 2020 menunjukkan penurunan ketidakpastian di pasar keuangan global tertahan," tulis BI dalam laporannya kuartal II yang dirilis Senin kemarin.
Sementara itu dari eksternal, bursa saham AS (Wall Street) yang mengakhiri perdagangan Senin dengan bervariasi (Dow Jones dan S&P 500 melemah, Nasdaq menguat) tentunya kurang memberikan hawa segar ke pasar Asia pagi ini, Selasa (1/9/2020), sehingga tantangan IHSG untuk kembali menguat menjadi lebih berat.
Secara teknikal, IHSG amblesnya IHSG melawati target koreksi ke 5.300, yang membuat indikator stochastic pada grafik 1 jam masuk ke wilayah jenuh jual (oversold).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Artinya ketika oversold, IHSG punya peluang menguat.
![]() Foto: Refinitiv |
Resisten terdekat berada di kisaran Rp 5.270, jika mampu ditembus IHSG berpeluang menguat ke 5.330.
Sementara itu selama tertahan di bawah resisten, IHSG berisiko kembali melemah dengan target ke 5.200. Jika ditembus, IHSG berisiko melemah ke kisaran 5.163 yang menjadi support kuat.
Level 5.163 merupakan Fibonnaci Retracement 50% pada grafik harian. Salah satu pemicu penguatan IHSG belakangan ini saat level tersebut pada Selasa (11/8/2020) 2 pekan lalu.
![]() Foto: Refinitiv |
Fibonnaci tersebut ditarik dari level tertinggi September 2019 di 6.414 ke level terlemah tahun ini 3.911 pada grafik harian. Kala itu, Fib. Retracement 50% menjadi resisten yang kuat, sehingga ketika ditembus secara meyakinkan akan memberikan momentum penguatan.
Kini 5.163 menjadi support kuat, jika ditembus secara konsisten IHSG berisiko turun lebih dalam.
Untuk jangka panjang, selama tertahan di atas level tersebut IHSG masih cenderung menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ikuti Bursa AS, IHSG Balik ke Level Psikologi 7.000 di Sesi 1