Josss Gandhosss, Rupiah Menguat 1% Lebih di Kurs Tengah BI!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
25 August 2020 10:12
money changer
Ilustrasi Money Changer (REUTERS/Johannes P. Christo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Performa rupiah pun meyakinkan di 'arena' pasar spot.

Pada Selasa (25/8/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor menunjukkan angka Rp 14.632. Rupiah menguat tajam 1,1% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Rupiah juga menghijau di pasar spot. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.630 di mana rupiah menguat 0,27%.

Senasib dengan rupiah, mayoritas mata uang utama Asia juga menguat di hadapan dolar AS. Sejauh ini hanya peso Filipina yang masih berkubang di zona merah.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning di perdagangan pasar spot pada pukul 10:04 WIB:

Rupiah dkk di Asia mampu memanfaatkan tekanan yang kunjung lepas dari dolar AS. Pada pukul 09:09 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,13%.

Dalam sebulan terakhir, Dollar Index sudah terpangkas 1,33%. Selama tiga bulan ke belakang, pelemahannya mencapai 5,79%.

Investor masih melepas dolar AS karena rendahnya imbal hasil investasi di instrumen berbasis mata uang ini, terutama di aset berpendapatan tetap (fixed income) seperti obligasi. Pada pukul 09:15 WIB, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun berada di 0,6688%.

Sejak pertengahan Agustus, yield instrumen ini turun 47,2 basis poin (bps). Secara year-to-date, yield anjlok 124,12 bps.

Pada Juli 2020, inflasi Negeri Adikuasa tercatat 1% year-on-year (YoY). Dengan demikian, keuntungan riil (setelah dikurangi inflasi) dari memegang obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun adalah -0,33%. Memiliki US Treasury Bond bukannya untung malah buntung.

Imbal hasil yang berada di teritori negatif itu membuat investor merasa tidak ada insentif untuk membeli surat utang pemerintahan Presiden Donald Trump. Aksi jual pun melanda pasar obligasi AS sehingga mempengaruhi nilai tukar mata uang.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular