
Stok BBM AS Turun A La Kadarnya, Harga Minyak Makin Tertekan

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia melanjutkan koreksi menyusul lemahnya penurunan stok minyak di Amerika Serikat (AS). Sementara pandemi Covid-19 dikhawatirkan masih bakal panjang sehingga terus menekan permintaan.
Pada pukul 12.00 WIB, harga minyak berjangka Brent yang menjadi acuan internasional berada di level US$ 44,94/barel atau turun 0,53%. Demikian juga dengan minyak acuan Amerika Serikat (AS), West Texas Intermediate (WTI) yang turun 0,47% ke US$ 42,51/barel.
Ini merupakan koreksi beruntun sepanjang pekan ini, alias penurunannya tidak terbendung. Koreksi terjadi hingga pengumuman data stok minyak mentah dan BBM AS yang menunjukkan bahwa permintaan belum pulih meski stok menurun.
Stok minyak mentah AS tercatat turun pada pekan keempat, meski besaran impor masih meningkat. Namun demikian, penurunan yang terjadi, yakni sebesar 1,6 juta barel, masih lebih rendah dari polling Reuters yang mengekspektasikan angka 2,7 juta barel.
Data Energy Information Administration (EIA) menyebutkan bahwa permintaan bahan bakar minyak (BBM) masih tercatat turun 14% dibandingkan dengan periode setahun sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa kondisi permintaan yang seret masih terus terjadi.
Sementara itu, pemerintah Arab Saudi memperkirakan harga minyak dunia baru akan kembali ke level sebelum pandemi pada kuartal keempat tahun ini. Untuk itu, pihaknya terus mendesak anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) mematuhi kesepakatan pemangkasan produksi.
Menurut salah satu sumber OPEC+, tingkat kepatuhan negara-negara anggota terhadap kesepakatan pemangkasan output di bulan Juli berada di level yang tinggi yaitu 95%-97%.
Namun, Reuters melaporkan bahwa prospek harga minyak masih dibayangi gelombang kedua pandemi. Selain itu, dua negara anggota OPEC, yakni Nigeria dan Irak juga masih belum mematuhi kuota pemangkasan produksinya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rekor Lagi! Efek Perang, Harga Minyak Dunia Naik 26% Sepekan