Dolar AS di Bawah Rp 14.800, Rupiah Terbaik Asia!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 August 2020 10:14
Ilustrasi Penukaran Uang (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah pun perkasa di perdagangan pasar spot.

Pada Rabu (19/8/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.786. Rupiah menguat 0,81% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Sementara di pasar spot, rupiah juga hijau. Pada pukul 10:00 WIB, rupiah menguat 0,38% ke Rp 14.774/US$.

Tidak hanya rupiah, mayoritas mata uang utama Asia pun cenderung menguat di hadapan dolar AS. Namun rupiah boleh menepuk dada, karena menjadi yang terbaik di Asia.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning di perdagangan pasar spot pada pukul 10:06 WIB:

Dolar AS masih melanjutkan tren pelemahan. Pada pukul 09:29 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,01%. Dalam sebulan terakhir, indeks ini ambrol 3,72%.

Mata uang Negeri Paman Sam masih terbeban oleh kebuntuan pembahasan stimulus fiskal. Meski kubu Partai Demokrat sudah bersedia menurunkan nilai stimulus, tetapi giliran Gedung Putih yang tidak sepakat.

"Kita harus mencoba membuat kesepakatan. Kami bersedia untuk menurunkan nilai paket stimulus, dan kemudian membahasnya kembali awal tahun depan. Untuk saat ini, separuh dari nilai yang kami ajukan pun tidak masalah," kata Nancy Pelosi, Pimpinan House of Representatives (satu dari dua kamar legislatif yang membentuk Kongres AS), dalam wawancara dengan Politico.

Demokrat kini bisa menerima paket stimulus baru bernilai US$ 1 triliun. Sedianya, Demokrat ingin paket stimulus bernilai US$ 3 triliun.

"Saat ini, US$ 1 triliun oke. Walau kebutuhannya jauh lebih besar dari itu," lanjut Pelosi.

Akan tetapi, malah Gedung Putih yang sekarang 'jual mahal'. Melalui cuitan di Twitter, Presiden AS Donald Trump menilai Demokrat memiliki agenda lain dengan mendompleng dana stimulus.

"Pelosi dan Schumer (Chuck Schumer, Pimpinan Minoritas Senat AS) hanya tertarik dengan dana talangan untuk kota-kota yang dikuasai Demokrat. Tidak ada kaitannya dengan virus China (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Mereka mau US$ 1 triliun. Tidak tertarik, kita berbeda jalan!" tegas Trump.

Selain itu pelaku pasar juga menanti rilis notula rapat (minutes of meeting) Komite Pengambil Kebijakan Bank Sentral AS (Federal Open Market Committee/FOMC) edisi Juli 2020. Dalam rapat tersebut, Ketua Jerome 'Jay' Powell dan kolega mempertahankan suku bunga acuan di 0-0,25%.

Melalui minutes of meeting, investor ingin mencari tahu bagaimana arah ekonomi dan kebijakan moneter ke depan. Sampai kapan suku bunga akan tetap rendah? Sampai kapan The Fed akan 'mengguyur' likuiditas ke perekonomian?

Penantian akan hal ini membuat pemilik modal menahan diri. Lebih baik menunggu sampai ada kejelasan. Hasilnya, instrumen berbasis dolar AS minim peminat sehingga mata uang tersebut terus saja melemah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular