Obligasi Pemerintah Tertekan Jelang Perpanjangan PSBB

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
13 August 2020 21:39
OJK dan obligasi daerah
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah terkoreksi menjelang pengumuman perpanjangan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di tengah belum adanya kesepakatan seputar stimulus pemerintah Amerika Serikat (AS).

Koreksi pasar obligasi tercermin dari penguatan imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) bertenor 10 tahun pada Kamis (13/8/2020) yang naik 0,06% ke 6,765%. Imbal hasil dan harga surat utang bergerak berlawanan arah.

Di tengah kondisi demikian, pelaku pasar memilih memburu surat utang milik pemerintah yang bertenor pendek. Hal ini berujung pada kenaikan surat utang pemerintah bertenor 5 tahun, yang berujung pada penurunan yield sebesar 0,03% menjadi 5,844%.

Pelaku pasar bereaksi negatif terhadap pemerintah provinsi DKI Jakarta yang memperpanjang PSBB transisi selama 14 hari ke depan hingga 27 Agustus mendatang. Jumlah terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah 621 sehingga akumulasi kasus positif di DKI menjadi 27.863 kasus.

Di tengah kondisi pasar yang tengah bergejolak, Bank Indonesia (BI) aktif masuk ke pasar obligasi, terlihat pada kepemilikan BI di SBN yang meningkat dari Rp 273,21 triliun di awal tahun menjadi Rp 535,95 triliun pada 10 Agustus, alias naik 96%.

Ini merupakan bagian dari skema burden sharing BI dan Kementerian Keuangan. Skema burden sharing memberikan sentimen positif ke pasar obligasi karena ada kepastian permintaan d pasar sehingga menjaga harga tidak tertekan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article MAMI: Yield Obligasi RI 10 Tahun Berpeluang Turun Ke 6%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular