Wall Street Dibuka Hijau, S&P 500 Dekati Rekor Tertinggi Baru

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
11 August 2020 20:41
FILE PHOTO: A screen displays the share price for pharmaceutical maker AbbVie on the floor of the New York Stock Exchange July 18, 2014. REUTERS/Brendan McDermid
Foto: REUTERS/Brendan McDermid

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka meriah pada perdagangan Selasa (11/8/2020), kian memuluskan jalan bagi Wall Street melihat aksi sentuh rekor tertinggi yang baru.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 283 poin (+1%) pada pembukaan perdagangan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), dan 5 menit kemudian bertambah menjadi 331,6 poin (+1,19%) ke 28.123,04.

Sementara itu, indeks S&P 500 tumbuh 13,95 poin (+0,42%) ke 3.374,42. Jika reli ini terjaga hingga penutupan nantim indeks S&P 500 pun berpeluang melewati rekor tertingginya yang diraih pada 19 Februari pada level 3.393,52. Namun, Nasdaq turun 65,88 poin (-0,6%) ke 10.902,48 di tengah aksi ambil untung saham-saham teknologi.

Penguatan bursa AS itu terjadi setelah media lokal memberitakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa pemerintahannya telah memberi persetujuan vaksin Covid-19 yang pertama di dunia.

Meski muncul skeptisisme soal temuan vaksin di Rusia, kabar itu tetap memicu optimisme bahwa pandemi akan segera teratasi. Tidak heran, saham-saham yang diuntungkan dari pengembangan vaksin tercatat menguat di sesi pra-pembukaan. Saham American Airlines dan Norwegian Cruise Lines loncat 6%.

Goldman Sachs pekan lalu mendongkrak proyeksi pertumbuhan ekonomi ke depan dengan mengasumsikan bakal ada satu vaksin yang ditemukan akhir tahun ini, yang diikuti distribusi dalam skala luas pada kuartal kedua tahun depan.

"Pasar melihat hari-hari lebih baik ke depannya," tutur Jeff Buchbinder, perencana saham LPL Financial, dalam laporan risetnya. "Meski dari sisi waktu masih tak pasti, pasar saham menunjukkan keyakinan bahwa pandemi akan berakhir dengan vaksin -atau beberapa vaksin-dan ditolong oleh penanganan yang lebih baik untuk sementara."

Nasib stimulus AS sejatinya masih belum pasti. Menteri Keuangan Steven Mnuchin pada Senin mengatakan bahwa Gedung Putih terbuka untuk memulai kembali negosiasi dengan partai Demokrat untuk mengucurkan lebih banyak bantuan ke masyarakat yang terdampak pandemi.

Pekan lalu, Trump secara sepihak melanjutkan distribusi tunjangan pengangguran yang telah habis masa berlakunya, menunda pembayaran pinjaman kuliah ke tahun 2020, memperpanjang moratorium penyitaan kredit property dan menyediakan libur pajak penghasilan (Pph).

"Menyusul skup kesepakatan yang kian terbatas dan reaksi pasar yang positif, investor saham kian condong pada kemungkinan bahwa kesepakatan yang lebih besar bakal dicapai," ujar Mark Hackett, Kepala Riset Investasi Nationwide, dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sektor Perbankan Nanjak Lagi, Wall Street Melesat Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular