Internasional

AS-Kanada Ribut, Trump Kembali 'Goyang' Perang Dagang

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
07 August 2020 07:18
U.S. President Donald Trump, Canada's Prime Minister Justin Trudeau and Mexico's President Enrique Pena Nieto attend the USMCA signing ceremony before the G20 leaders summit in Buenos Aires, Argentina November 30, 2018. REUTERS/Kevin Lamarque
Foto: Presiden AS Donald Trump, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto menghadiri upacara penandatanganan USMCA sebelum pertemuan para pemimpin G20 di Buenos Aires, Argentina 30 November 2018. REUTERS / Kevin Lamarque

Jakarta, CNBC Indonesia - Kekesalan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kini menyasar Kanada. Akibat banjirnya aluminium negeri itu di pasar logam AS, Trump menerapkan tarif 10% pada negara itu.

"Kanada memanfaatkan kita," kata Trump dalam pidatonya, di Ohio, Kamis (6/8/2020) sebagaimana ditulis AFP.

"Saya menandatangani sebuah proklamasi yang membela industri Amerika, dengan memberlakukan tarif alumnium Kanada."



Sebelumnya, Ia sempat membebaskan produk-produk Kanada dari tarif. Ini adalah bagian dari kesepakatan perdagangan bebas termasuk dengan Meksiko.

"(Namun syaratnya) tidak akan membanjiri negara kita (AS) dengan ekspor dan membunuh semua pekerjaan aluminium kita," tegasnya.

"Produsen aluminum Kanada melanggar komitmen itu."

Ia berujar perjanjian sebelumnya dengan Kanada tidak efektif. Bahkan, akan merugikan industri dalam negeri.



Sebelumnya, masalah dagang AS-Kanada sudah terlihat sejak awal bulan lalu. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau sempat menolak melakukan perjalanan ke Washington untuk seremoni perjanjian dagang bebas AS-Kanada-Meksiko, USMCA.

Saat itu, Trump membuka kembali gagasan kenaikan tarif. Padahal keduanya sudah terikat perdagangan bebas sejak 1994.

Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Chrystia Freeland menyebut tarif AS tidak beralasan dan tidak dapat diterima. Kanada bahkan berjanji melakukan pembalasan.

"Menanggapi tarif Amerika, Kanada segera memberlakukan tindakan balasan dolar-untuk-dolar," katanya.




(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Amerika "Senggol" China Lagi, Perang Dagang Bakal Berkobar?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular