Ekonomi Mau Bangkit, Rupiah Lanjut Menguat

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
06 August 2020 09:20
Indonesian rupiah banknotes are counted at a money changer in Jakarta, Indonesia, May 9, 2018. REUTERS/Willy Kurniawan
Ilustrasi Rupiah (REUTERS/Willy Kurniawan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat. 'Cuaca' yang mendukung membuat mata uang Tanah Air terus menapaki jalur hijau nan asri.

Pada Kamis (6/8/2020), US$ 1 setara dengan Rp 15.450 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,48% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot dengan apresiasi 0,21% di hadapan dolar AS. Hari ini, tren penguatan rupiah kemungkinan masih akan berlanjut.

Pasalnya, investor sedang dalam mood yang bagus sehingga berkenan masuk ke aset-aset berisiko. Tingginya risk appetite ini sudah terlihat di pasar saham New York. Dini hari tadi waktu Indonesia, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melonjak 1,39%, S&P 500 naik 0,64%, dan Nasdaq Composite bertambah 0,52%.

Investor berbunga-bunga karena data ekonomi terbaru di AS cukup impresif. Laporan ADP terbaru menyebutkan, perekonomian AS menciptakan 167.000 lapangan kerja pada Juli 2020. Memang melambat dibandingkan bulan sebelumnya, tetapi menunjukkan bahwa situasi mulai berangsur normal setelah dampak luar biasa dari pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).

adpADP

Data lain menyebutkan, Purchasing Managers' Index (PMI) jasa AS pada Juli 2020 berada di 58,1. Ini menjadi rekor tertinggi sejak Maret tahun lalu.

Kinerja perdagangan internasional AS juga ciamik. Pada Juni 2020, ekspor tumbuh 9,4% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/MtM) dan impor naik 4,7% MtM. Ini membuat neraca perdagangan AS defisit US$50,69 miliar, lebih sedikit dibandingkan Mei 2020 yang minus US$ 54,8 miliar.

Berbagai data ini menunjukkan bahwa sepertinya efek terburuk dari pagebluk virus corona terhadap ekonomi sudah berlalu, paling parah terjadi pada kuartal II-2020 lalu. Sekarang kondisi mulai membaik seiring dengan dibukanya kembali 'keran' aktivitas masyarakat.

Oleh karena itu, Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) cabang Atlanta dalam laman GDPNow memperkirakan ekonomi Negeri Adikuasa pada kuartal III-2020 akan tumbuh tinggi yaitu mencapai 20,3%. Kalau ini terwujud, maka resesi di AS akan berakhir.

Harapan ini, meski kewaspadaan tetap tinggi karena lonjakan kasus corona di seluruh dunia, membuat investor berani untuk mengambil risiko. Arus modal pun mengalir ke pasar keuangan negara-negara berkembang Asia, termasuk Indonesia. Arus modal ini yang menjadi 'vaksin' bagi keperkasaan rupiah

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dolar AS Balas Dendam, Rupiah Dibikin KO Hari Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular