Pantas Rupiah Perkasa, Wong Dolar AS Lagi Galau...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 August 2020 10:18
rupiah
Ilustrasi Rupiah (REUTERS/Willy Kurniawan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Mata uang Tanah Air pun perkasa di perdagangan pasar spot.

Pada Rabu (5/8/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.623. Rupiah menguat 0,5% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Di 'arena' pasar spot, rupiah juga digdaya. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.520 di mana rupiah menguat 0,21%.

Kala pembukaan pasar spot, rupiah sudah menguat tetapi 'cuma' 0,14%. Selepas itu, penguatan rupiah semakin tebal.

Rupiah bergerak searah dengan mata uang utama Asia lainnya. Seluruh mata uang Benua Kuning terapresiasi di hadapan dolar AS, tidak ada yang tertinggal di zona merah.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia di perdagangan pasar spot pada pukul 10:05 WIB:

Rupiah dkk di Asia berhasil memanfaatkan tekanan yang dialami dolar AS. Pada pukul 09:14 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,21%. Dalam sebulan terakhir, indeks ini anjlok nyaris 4%.

Dolar AS sedang dilanda kegalauan. Investor sepertinya menunggu kepastian stimulus fiskal terbaru, setelah yang lama habis masa berlakunya pada akhir pekan lalu. Kini, Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi para korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sebesar US$ 600/pekan sudah tidak ada lagi.

Pekan lalu, kubu Partai Republik di House of Representatives (salah satu dari dua kamar parlemen di AS) mengajukan proposal stimulus senilai US$ 1 triliun. Namun hingga saat ini belum ada kata sepakat. Bahkan terjadi penolakan di internal Republik sendiri, karena total stimulus yang mencapai US$ 3 triliun dinilai sudah terlalu banyak.

"Bola berada di tangan Kongres. Kebijakan fiskal adalah fondasi penting untuk ekonomi yang lebih baik, pemulihan yang lebih kuat, menurunkan angka pengangguran, mengembalikan orang-orang ke tempat kerja, dan membuka kembali sekolah-sekolah. Tanpa bantuan pemerintah, permintaan akan bermasalah," tegas Charles Evans, Presiden Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) cabang Chicago, seperti dikutip dari Reuters.

Ya, kalau mau mendorong ekonomi AS kuncinya memang harus meningkatkan konsumsi rumah tangga. Sebab konsumsi rumah tangga menyumbang lebih dari 70% dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB). Itulah mengapa BLT menjadi sangat penting untuk menjaga ekonomi AS agar tidak terseret ke resesi yang lebih dalam.

AS memang sudah resmi masuk resesi. Pada kuartal II-2020, ekonomi AS mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) -32,9% setelah pada kuartal sebelumnya terkontraksi -4,8%. Kontraksi dalam dua kuartal beruntun disebut resesi.

Namun dengan belum jelasnya paket stimulus baru, harapan Negeri Adidaya untuk lepas dari nestapa menjadi samar-samar. Ini yang membuat investor ragu untuk mengoleksi dolar AS. Hasilnya, rupiah dkk di Asia berhasil menguat.

"Kita berada di situasi pandemi virus corona (Coronavirus Diesease-2019/Covid-19) sangat mengkhawatirkan. Perdebatan seputar stimulus fiskal di AS malah menjadi risiko tambahan. Kalau sudah ada kesepakatan, maka akan menjadi sentimen positif bagi dolar AS," kata Moh Siong Lim, FX Analyst di Bank of Singapore, seperti diwartakan Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular