Kontrak Futures Tak Kompak, Bursa AS Bakal Dibayangi Tekanan

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
04 August 2020 18:25
Trader Peter Tuchman works on the floor of the New York Stock Exchange, (NYSE) in New York, U.S., April 27, 2018. REUTERS/Brendan McDermid
Foto: REUTERS/Brendan McDermid

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (4/8/2020) bergerak menyamping, setelah eforia reli bursa kemarin yang dipicu kinerja positif emiten teknologi di AS.

Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average naik dan mengindikasikan indeks acuan bursa saham AS tersebut bakal melemah tipis, kurang dari 50 poin. Kontrak serupa indeks S&P 500 juga masuk ke zona negatif sedangkan indeks Nasdaq futures menguat tipis.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 236,08 poin (0,9%) pada penutupan perdagangan Senin menjadi 26.664,4. Indeks Nasdaq menguat 1,5% ke level tertinggi sepanjang sejarah pada 10.902,8 dan S&P 500 naik 0,7% ke 3.294,61, atau tertinggi sejak 21 Februari (pra-pandemi).

Saham Microsoft dan Apple menjadi pemicunya, dengan melesat masing-masing sebesar 5,6% dan 2,5%. Indeks saham sektor teknologi sepanjang tahun berjalan menjadi pendorong bursa AS dengan meroket lebih dari 23%.

"Saham teknologi telah menarik perhatian karena kinerja total keuntungannya yang flamboyan, tetapi yang kurang disukai adalah sekonsisten apa mereka," tutur Jim Paulsen, Kepala Perencana Investasi Leuthold Group, dalam laporan risetnya yang dikutip CNBC International.

Sentimen di Wall Street juga menguat berkat rilis emiten farmasi Eli Lilly yang tengah memulai uji coba tahap ketiga (skala masal) untuk obat anti-corona. Obat berkode LY-CoV555 ini diyakini bisa mencegah penyebaran virus Covid-19 di kalangan tenaga medis.

Di ranah politik, investor memonitor negosiasi paket stimulus yang baru. Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan bahwa pihaknya dan pihak Gedung Putih telah melangsungkan diskusi yang "produktif" pada Senin, meski ada beberapa isu yang masih mengganjal.

"Kami terus menjalankan alurnya," ujar Pelosi, meskiĀ "masih ada beberapa perbedaan." Sejauh ini, kedua belah pihak telah sepakat mengenai dana lump sum senilai US$ 1.200 untuk penganggur tetapi masih belum sepakat mengenai nilai tunjangan pengangguran.

Gedung Putih ingin angka tunjangan pengangguran ditetapkan sebesar US$ 200 per pekan, sedangkan politisi partai Demokrat mengusulkan angkanya tetap seperti sebelumnya yakn di level US$ 600.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular