Roundup Sepekan

Harga Minyak Meroket Sepekan, Ternyata Ini Pemicunya

Haryanto, CNBC Indonesia
26 July 2020 09:53
The sun sets behind an idle pump jack near Karnes City, Texas, Wednesday, April 8, 2020. Demand for oil continues to fall due to the new coronavirus outbreak. (AP Photo/Eric Gay)
Foto: Ilustrasi Kilang Minyak (AP/Eric Gay)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia sepanjang pekan ini (week on week/WoW) terpantau menguat tipis terdorong oleh data ekonomi yang lebih kuat. Namun, kenaikan menjadi terbatas karena kekhawatiran tentang eskalasi ketegangan antara Amerika Serikat dengan China menyuramkan permintaan.

Harga minyak jenis brent yang menjadi acuan global naik US$ 0,2 atau 0,46% ke level US$ 43,34/barel pada penutupan Jumat kemarin (24/7/2020) waktu setempat, dari US$ 43,14,30/barel pada Jumat lalu (17/7/2020).

Sementara untuk jenis light sweet yang menjadi acuan minyak Amerika Serikat (AS) yakni West Texas Intermediate (WTI) menguat US$ 0,7 atau 1,72% menjadi US$ 41,29barel pada penutupan Jumat kemarin (24/7/2020) dari US$ 40,59/barel pada Jumat lalu (17/7/2020).

 

 

Kenaikan harga si emas hitam terdorong oleh data aktivitas bisnis AS untuk bulan Juli yang meningkat ke level tertinggi enam bulan, mengakhiri kontraksi lima bulan berturut-turut. Laporan darai HIS Markit mengungkapkan bahwa indeks produksi PMI komposit AS, yang melacak sektor manufaktur dan jasa berada di 50 dari 47,9 pada bulan Juni.

Sementara pelemahan dolar AS turut mendukung permintaan untuk minyak WTI, karena greenback yang lemah membuat minyak berdenominasi dolar AS menjadi lebih terjangkau atau murah bagi pembeli asing.

Selain itu, sentimen positif untuk harga emas hitam juga datang dari kabar terkait hasil uji klinis kandidat vaksin milik perusahaan farmasi yang bermarkas di Inggris AstraZeneca.

Dalam uji coba tahap pertama yang dilakukan ke 1.000 orang pasien menunjukkan dosis vaksin yang diberi nama ChAdOx1 nCov-19 berhasil meningkatkan respons imun pada pasien, menguatkan antibodi dan sel darah putih mereka dalam melawan virus.

"Respons imun yang muncul setelah vaksinasi dilakukan sejalan dengan ekspektasi kami imun ini dapat memberikan perlindungan terhadap virus SARS-CoV-2, meskipun selanjutnya kami harus melakukan uji klinis untuk mengkonfirmasi hal ini," ujar Andrew Pollard investigator Ujicoba Vaksin Oxford.

"Respons imun yang paling kuat ditunjukkan oleh pasien yang menerima 2 dosis vaksin tersebut yang mengindikasikan mungkin ini adalah strategi yang bagus untuk vaksinasi," tutupnya.

"Dengan pembukaan ekonomi di sebagian besar negara di dunia... permintaan minyak seharusnya naik, terlebih lagi jika vaksin segera tersedia," kata Fawad Razaqzada, analis pasar di ThinkMarkets.

Pasar minyak sebagian besar mengabaikan ketegangan yang meningkat antara AS dan China setelah Beijing melakukan pembalasan pada Jumat kemarin dan memerintahkan penutupan konsulat AS di Chengdu. Sebelumnya AS memerintahkan Cina untuk menutup konsulat diplomatiknya yang berada di Houston pada hari Selasa atas pencurian Kekayaan Intelektual.

Namun, yang menjadi perhatian pelaku pasar dan investor adalah apakah emas hitam tersebut dapat memperpanjang momentum pemulihannya, karena peningkatan tak terduga dalam persediaan minyak mentah AS serta penguncian (lockdown) baru di beberapa negara bagian AS.

Data Administrasi Informasi Energi (EIA) menunjukkan pada hari Rabu bahwa persediaan minyak mentah AS naik 4,9 juta barel dalam pekan hingga 17 Juli menjadi 536,6 juta barel dibandingkan dengan ekspektasi untuk penurunan yang sebesar 2,1 juta barel.

Kenaikan stok ini berbanding terbalik dengan ekspektasi pasar yang memperkirakan penurunan sebesar 2,1 juta barel. Di saat yang sama produksi juga meningkat ke 11,1 juta barel per hari (bpd) atau naik 100 ribu bpd.

"Secara keseluruhan, ini akan menunjukkan bahwa pemulihan permintaan yang kami lihat dari bawah tampaknya tersendat," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group yang berbasis di Chicago, kepada Reuters.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/har)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ulah Amerika, Harga Minyak Mentah Dunia Semakin Ambruk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular