
Duh! AS-China Panas Lagi, Rupiah Bisa Menguat Gak?

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat 0,34% melawan dolar Amerika Serikat (AS) di Rp 14.630/US$ pada perdagangan kemarin.
Rupiah mendapat tenaga untuk menguat setelah Presiden Joko Widodo melalui akun Twitternya mengungkapkan bahwa Indonesia akan segera menggelar uji coba vaksin tahap ketiga. Jika berhasil, maka Bio Farma akan memproduksi vaksin dengan kapasitas 100 juta dosis per tahun.
Holding BUMN farmasi, PT Bio Farma (Persero) menyatakan telah menyiapkan fasilitas produksi untuk memulai memproduksi vaksin Covid-19 yang akan dimulai pada kuartal I-2020, dengan catatan jika vaksin tersebut dinyatakan lolos uji klinis tahap ketiga.
Uji klinis tahap ketiga ini dilakukan di dalam negeri dan akan mulai pada Agustus 2020 mendatang.
Kabar tersebut membuat sentimen pelaku pasar membaik, dan rupiah pun mencatat penguatan 2 hari beruntun. Pada hari ini sentimen tersebut masih akan mempengaruhi pergerakan pasar, tetapi ada sedikit kabar buruk.
Hubungan AS-China kembali memanas. Kementerian Luar Negeri China mengatakan pihak AS pada 21 Juli lalu meminta China untuk menutup konsulatnya di Houston.
Memanasnya hubungan kedua negara bisa menjadi kabar buruk di tengah kemerosotan ekonomi akibat pandemu Covid-19.
Secara teknikal, rupiah kini semakin menjauhi Rp 14.730/US$ yang merupakan Fibonnaci Retracement 61,8% sekaligus level menjadi kunci pergerakan di pekan ini.
Indikator stochastic bergerak mulai bergerak turun dari wilayah jenuh beli (overbought).
![]() Foto: Refinitiv |
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah. Artinya ketika USD/IDR mencapai overbought, rupiah punya peluang untuk berbalik menguat.
Support (tahanan bawah) terdekat berada di level Rp 14.600/US$, jika mampu ditembus rupiah berpeluang menuju Rp 14.510/US$ di pekan ini.
Sementara resisten (tahanan atas) berada di kisaran Rp 14.660/US$, jika dilewati rupiah berisiko melemah ke Rp 14.680/US$, sebelum menuju Rp 14.730/US$ jika level tersebut juga ditembus.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk
