Wall Street Dibuka Merah Sambut Kenaikan Klaim Pengangguran

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
16 July 2020 20:44
wall street
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka anjlok ke zona merah pada pembukaan perdagangan Kamis (16/7/2020), menyusul buruknya data tenaga kerja di tengah kenaikan kasus Covid-19.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 160 poin (-0,6%) pada pembukaan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), dan 10 menit kemudian surut menjadi 130,91 poin (-0,49%) ke 26.739,19. Indeks Nasdaq melemah 100,27 poin (-0,95%) ke 10.450,22 sedangkan S&P 500 tertekan 20,82 poin (-0,65%) ke 3.205,74.

Klaim pengangguran baru pekan lalu tercatat lebih buruk dari ekspektasi, yakni bertambah 1,3 juta klaim, atau lebih buruk dari proyeksi dalam polling Dow Jones sebesar 1,25 juta. Kabar buruk itu tak cukup ditutup oleh data penjualan ritel yang melompat 7,5% per Juni, atau lebih baik dari ekspektasi sebesar 5,2%.

Paul Ashworth, Kepala Ekonom Capital Economics, mengatakan bahwa penjualan ritel AS mengindikasikan akan ada pembalikan ekonomi pada kuartal ketiga.

"Namun dengan gelombang baru infeksi memicu kembali penutupan dan restriksi di beberapa negara, kami masih berpikir bahwa penyeimbang risiko kuartal ketiga itu ada di sana," tuturnya sebagaimana dikutip CNBC International.

Dari sisi kinerja korporasi, belum ada informasi yang cukup membuat investor senang. Bank of America melaporkan laba bersih yang lebih baik dari ekspektasi, tetapi sahamnya anjlok 2% lebih karena perseroan melakukan pencadangan kerugian terkait corona sebesar US$ 4 miliar.

Sejauh ini, kinerja emiten AS masih variatif. Goldman Sachs mencatat laba positif berkat kenaikan pendapatan dari bisnis trading sebesar 93%, demikian juga JPMorgan Chase.  Namun, Wells Fargo membukukan kerugian sebesar US$ 2,4 miliar dan memangkas dividen menjadi US$ 0,1 per saham.

Bursa China juga berguguran meski Negeri Tirai Bambu itu merilis pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 yang lebih baik dari perkiraan pasar. Indeks Shanghai anjlok nyaris 5% dan Hang Seng Hongkong terkoreksi 2%.

"Kita masih belum lolos dari kesulitan dan masih jauh dari posisi ekonomi sebelum Covid-19," tutur Nate Fischer, Kepala Perencana Investasi Strategic Wealth Partners sebagaimana dikutip CNBC International. "Sampai dengan ada solusi kesehatan, pasar masih akan volatil."

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular