
Rupiah Dekati Rp 14.500/US$, Masih Ada Harapan Mengguat?

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah kembali tertekan melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (13/7/2020), bahkan sempat mendekati level Rp 14.500/US$. Meski demikian, rupiah mulai menunjukkan peluang untuk menguat di akhir perdagangan.
Berdasarkan data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.360/US$, tetapi tidak lama rupiah langsung masuk ke zona merah. Depresiasi rupiah membengkak hingga 0,84% ke Rp 14.480/US$.
Tetapi posisi tersebut membaik, rupiah berada di level Rp 14.370/US$ melemah hanya 0,07% pada pukul 12:00 WIB di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Rupiah punya style khusus dalam mengarungi perdagangan, bangkit di menit-menit akhir hingga akhirnya menguat. Dengan pelemahan hanya 0,07% pada tengah hari, peluang rupiah menguat tentunya cukup besar.
Selain itu, sentimen pelaku pasar juga sedang bagus yang terlihat dari penguatan bursa saham Asia. Saat sentimen pelaku pasar sedang bagus, aliran modal biasanya masuk ke nagara emerging market yang memberikan imbal hasil tinggi. Indonesia salah satunya, dan rupiah jadi punya tenaga untuk menguat.
Salah satu faktor yang membuat sentimen pelaku pasar membaik adalah update obat virus corona yang dibuat perusahaan biotek asal AS, Gilead Sciences Inc.
Gilead pada hari Jumat lalu mengumumkan data terbaru hasil obat virus corona, redemsivir, mampu menurunkan risiko kematian pasien dengan penyakit virus corona (Covid-19) hingga 62% jika dibandingkan dengan pengobatan standar.
Gilead mengatakan menganalisa data dari 312 pasien dalam uji klinis fase tiga, dibandingkan dengan 818 pasien dengan karakteristik dan tingkat keparahan penyakit yang sama, tetapi menggunakan pengobatan standar.
Meski demikian, Gilead mengatakan masih perlu lebih banyak penelitian untuk obat redemsivir yang dibuat.
Sementara itu, faktor yang membuat rupiah tertekan yakni risiko kembali diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta, yang dapat membawa perekonomian Indonesia semakin merosot.
Kecemasan akan diterapkannya PSBB lagi terjadi setelah jumlah kasus Covid-19 yang mencetak rekor penambahan harian kemarin, sebanyak 404 kasus baru.
Akibatnya Gubernur DKI Jakarta, Aneis Baswedan memperingatkan adanya kemungkinan PSBB kembali diterapkan jika jumlah kasus terus meningkat.
"Hari ini adalah yang tertinggi sejak kita menangani kasus di Jakarta ada 404 kasus baru," kata Anies pada video '12 Jul 2020 Gub Anies Baswedan Update Perkembangan Penanganan Covid-19' di akun YouTube Pemprov DKI Jakarta, Minggu (12/7/2020).
"Jadi saya ingin mengingatkan kepada semua warga Jakarta harus ekstra hati-hati. Jangan anggap enteng. Jangan merasa kita sudah bebas dari COVID-19. Karena nanti kalau kondisi ini berlangsung terus, bukan tidak mungkin kita akan kembali ke situasi sebelum ini (PSBB). Karena itulah saya ingin menyampaikan kepada semuanya, ada titik-titik yang harus diwaspadai," katanya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk
