Hati-hati, Rupiah! Kasus Corona Global dan DKI Tembus Rekor
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Ada kabar baik yang beredar di pasar yaitu seputar obat untuk virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).
Pada Senin (13/7/2020), US$ 1 setara dengan Rp 14.360 kala pembukaan pasar spot. Sama persis dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu alias stagnan.
Namun rupiah kemudian berhasil menyeberang ke jalur hijau. Pada pukul 09:12 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.355 di mana rupiah menguat tipis 0,03%.
Sepekan kemarin, rupiah menguat 0,62% di hadapan dolar AS secara point-to-point. Rupiah jadi mata uang terkuat kedua di Asia, hanya kalah dari yuan China.
Awal pekan ini, sepertinya tren penguatan rupiah masih bisa berlanjut. Pasalnya, sentimen positif sedang berembus di pasar keuangan dunia.
Akhir pekan lalu, dikabarkan bahwa Gilead Science Inc telah melakukan uji coba tahap akhir untuk obat virus corona yang bernama remdesivir. Hasilnya menggembirakan, remdesivir berhasil menekan risiko kematian akibat virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China itu. Kondisi pasien yang sudah parah pun berangsur membaik.
Kabar ini membuat investor kembali berani untuk masuk ke instrumen berisiko. Aset aman (safe haven) seperti dolar AS jadi kurang diminati, sehingga membuka peluang penguatan mata uang lain, termasuk rupiah.
"Kalau kita bicara dolar AS, ada korelasi antara risiko dan dinamika yang sedang terjadi. Berita soal obat atau vaksin akan menurunkan risiko di pasar," kata John Doyle, Vice President Tempus Inc yang berbasis di Washington, seperti dikutip dari Reuters.