
Ini Deretan Saham Paling Cuan dan Ambyar Sepekan

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bergerak naik 1,16% pada minggu ini walaupun sentimen buruk yang datang pada hari-hari terakhir memangkas penguatan IHSG, pada akhirnya IHSG tetap bisa berakhir di zona hijau pekan ini.
Sentimen negatif di pada Jumat kemarin (10/7/20) yang menyebabkan bursa di kawasan Benua Kuning menjadi merah adalah Klaim China yang menguasai 80% LCS atau 2.000 km area dan latihan militer di area tersebut pekan lalu, mengundang AS masuk ke perairan.
Pekan lalu bomber B-52H dan dua kapal induk Nimitz dan USS Ronald Reagan melakukan latihan perang di kawasan tersebut. Sedangkan China, yang juga melakukan latihan serupa lebih dulu, menyiagakan militer di Kepulauan Paracels dan menyiagakan senjata anti pesawat terbang, DF-21D dan DF-26.
Ketegangan yang terus meningkat dalam beberapa waktu terakhir membuat ramalan perang terbuka antara kedua negara semakin terbuka lebar dan tentunya perang adalah hal yang buruk bagi perekonomia, apalagi di tengah pandemi.
Walaupun di tengah ketidakpastian global seperti ini, nyatanya masih banyak emiten di dalam negeri yang sahamnya berhasil melesat belasan persen, akan tetapi kenaikan ini lebih bergantung dengan sentimen masing-masing perusahaan. Berikut saham dengan kenaikan tertinggi selama sepekan terakhir.
Dapat dilihat dari tabel di atas saham PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS) sahamnya berhasil terbang 49,06% selama sepekan terakhir setelah Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Thohir mengatakan akan melebur seluruh entitas bank syariah BUMN menjadi satu.
Pelaku pasar langsung merespons pernyataan Erick, karena hanya satu bank syariah sudah menjadi perusahaan publik dan melantai di bursa efek yaitu BRIS, maka ada kemungkinan BRIS lah yang akan menjadi induk dari bank syariah gabungan ini. Maka dari itu investor ramai-ramai memborong saham BRIS yang menyebabkan sahamnya naik tinggi.
Selanjutnya, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) juga berhasil terapresiasi 26,81% selama seminggu. Hal ini terjadi karena setelah merekstrukturisasi utang, akhirnya KRAS mampu membukukan laba pertama kalinya sejak 8 tahun terakhir dengan laba bersih senilai US$ 74,14 juta pada kuartal pertama tahun 2020.
Tidak mau kalah, Pada periode saham PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) juga berhasil tumbuh tinggi 21,48%. Hal ini dikarenakan ternyata INKP berhasil diuntungkan oleh kehadiran virus corona karena laba bersih INKP pada Q-1 2020 berhasil melesat 145%.
Kendati penjualan INKP turun, laba bersih INKP berhasil terbang karena mendapatkan keuntungan selisih laba kurs. Kita ketahui sendiri setelah diserang virus corona, mata uang rupiah anjlok sangat parah bahkan sempat menyentuh titik terlemahnya di angka Rp 16.550/US$. Tentunya ini sangat menguntungkan untuk perusahaan eksportir seperti INKP.
Namun investor tidak boleh silau ketika melihat saham-saham yang untung puluhan persen ini dan kemudian membeli saham-saham tanpa pertimbangan, karena walaupun ada yang naik puluhan persen, banyak juga saham-saham yang turun puluhan persen juga. Berikut saham dengan koreksi terparah selama sepekan terakhir.
Dapat dilihat dari tabel di atas dua saham yang bergerak di sektor ritel yaitu PT (LPPF) dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) harus terkoreksi tajam, masing-masing 6,44% dan 3,38%. Hal ini karena daya beli masyarakat Indonesia sedang turun pasca diserang pandemi corona sehingga tentunya akan berdampak pada saham perusahaan yang bergerak di sektor ritel.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000