
Kasus Covid-19 Terus Naik, Wall Street Dibuka Drop 200 Poin

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka ke jalur merah pada perdagangan Selasa (7/7/2020), di tengah aksi ambil untung saham teknologi menyusul kenaikan jumlah pasien Covid-19.
Indeks Dow Jones Industrial Average drop 202 poin (-0,7%) pada pembukaan perdagangan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), dan selang 10 menit kemudian menjadi 183,49 poin (-0,7%) ke 26.103,54. Indeks S&P 500 juga tertekan 13,68 poin (-0,43%) ke 3.166,04 sedangkan Nasdaq anjlok 1,53 poin (-0,01%) ke 10.432,12.
Koreksi ini terjadi setelah Dow Jones melesat lebih dari 450 poin Senin lalu. Indeks S&P 500 melompat 1,5%, sedangkan indeks Nasdaq mencetak reli 2,2%. Saham Amazon melonjak 5,7%, Netflix melesat 3,5%, sedangkan Apple, Microsoft, Alphabet (induk usaha Google) dan Facebook menguat setidaknya 2%.
Pelaku pasar terus bereaksi negatif terhadap kenaikan kasus corona di AS. Jumlah pasien naik 5% di 23 negara bagian, termasuk Texas, yang melaporkan angka 8.000 pada Minggu saja. Gubernur California Gavin Newsom pada Senin meminta enam kawasan tambahan untuk menutup bisnis.
"Di satu sisi volatilitas terus berlanjut, kami melihat ada alasan atas optimisme bahwa ekonomi dan pasar bisa menghadapi kenaikan infeksi akhir-akhir ini," tutur Mark Haefele, Kepala Investasi UBS, dalam laporan risetnya sebagaimana dikutip CNBC International.
Departemen Tenaga Kerja akan merilis angka pembukaan lapangan kerja per Mei. Ekonom dalam polling Dow Jones berekspektasi total posisi pekerjaan baru bakal anjlok menjadi 4,5 juta, dari 5,05 juta pada April, yang merupakan titik terendah sejak Desember 2014.
Survei Lowongan Kerja dan Tenaga Kerja versi pemerintah itu dirilis sebulan lebih lambat dari data penggajian, yang sudah menunjukkan kenaikan sebanyak 4,8 juta per Juni, dan 2,7 juta pada Mei.
Pemerintah AS telah meneken kontrak senilai US$ 1,6 miliar dengan Novavax untuk mengembangkan vaksin corona, sebagai bagan dari operasi "Warp Speed." Saham Novavax melesat 45% di sesi pra-pembukaan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?