Tak Pernah Tercapai, DPR Cecar Asumsi Lifting Migas 2021

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
27 June 2020 07:29
INFOGRAFIS, Kontraktor Migas Raksasa RI
Foto: Infografis/Kontraktor Migas Terbesar di RI/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pertanyakan asumsi lifting minyak dan gas (migas) yang disampaikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2021 sebesar 1,7 juta- 1,9 juta BOEPD. Dengan rincian lifting minyak bumi sebesar 677 - 737 BOPD dan lifting gas 1,08 - 1,1 juta BOEPD.

Anggota DPR mencecar target lifting minyak tahun 2021, karena dinilai terlalu tinggi. Anggota DPR Komisi VII Moreno Soeprapto mengatakan lifting minyak bumi sejak sepuluh tahun terakhir tidak pernah mencapai target. Karena tidak pernah tercapai ia menyebut mungkin dibutuhkan reformasi, karena ini menyangkut hajat ketahanan energi.

"Minyak bumi sejak sepuluh tahun lalu kita punya target, nggak pernah tercapai nggak usah pakai target mungkin saya kembalikan lagi ke Pak menteri target kira-kira seperti apa," ungkapnya dalam Rapat Kerja (Raker) Jumat, (26/06/2020).

Hal senada disampaikan anggota lain Ratna Juwita Sari, ia menyebut lifting minyak selama ini tidak pernah tercapai. Meski saat ditargetkan semua menyampaikan optimis akan tercapai. Pada tahun 2021, imbuhnya, pasti akan banyak sektor produksi yang terdampak.

"Saya tawarkan jika disepakati itu ada ambang batas saja di ambang bawah. Bapak memahami bisa menaikkan 755 BOPD (APBN tahun 2020) apakah tidak terlalu optimis yah," tegasnya.

Ditambah

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyampaikan tahun depan target pengadan gas LPG 3 kg sebanyak 7 juta metrik ton. Penentuan target ini berdasarkan pertimbangan dari realisasi tahun ini sampai Mei 2020 sebsar 2,9 juta metrik ton. Sementara target sampai dengan akhir tahun bakal mencapai 6,9 juta metrik ton.

"Kuota LPG 3 kg tahun 2020 sebesar 7 juta metrik ton, realiasasi 2020 sampai Mei 2,9 juta metrik ton. Sampai akhir tahun outlook 6,9 juta metrik ton. Dengan pertimbangkan realisasi dan outlook volume LPG 3 kg 2021, 7 juta metrik ton," papar Arifin.

Berdasarkan catatan dari bahan paparan Menteri disebutkan target ini sudah lebih tinggi dari usulan Menkeu volume LPG 6 juta Mton. Meski demikian anggota DPR Komisi VII meminta agar target ini bisa ditambah.

Anggota Komisi VII Ridwan Hisjam menyebut target ini masih bisa ditingkatkan menjadi 7,5 juta metrik ton untuk tahun depan. Ia menyebut kalau bisa dana subsidi LPG ini dimasukkan ke dalam alokasi penanganan Covid-19.

"Kami saat ini menginginkan LPG dinaikkan, itu kebutuhan mendasar di era Covid-19 dan WFH. Situasi WFH dan Covid-19 ini namanya LPG dibutuhkan. Subsidi ini dikaitkan saja dana alokasi Covid-19 untuk masyarakat displit saja jelas untuk LPG, lalu 7 juta dinaikan 7,5 juta," ungkapnya.

Pandangan senada disampaikan Anggota Komisi VII lain yakni Abdul Wahid. Ia menyebut dampak dari Covid-19 ini banyak orang yang jatuh miskin. Subsidi energi ini menjadi suatu hal yang sangat dibutuhkan. "Saya berpandangan bahwa subsidi LPG 3 kg, terlalu kecil kalau di angka 7 juta," tegasnya.

Kementeriaan ESDM menargetkan secara volume bahan bakar minyak yang akan disubsidi di tahun 2021 ditargetkan 15,79-16,30 juta kilo liter. Dengan rincian minyak sebesar 480-500 ribu kilo liter, dan solar 15,31-15,80 juta kilo liter. Subsidi solar tahun depan dirubah dari yang mulanya Rp 1.000 per liter, menjadi Rp 500 per liter. (*)


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lifting Migas Dalam Tren Turun, Indonesia Krisis Sumber Baru?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular