Damai Dagang AS-China Diyakini Aman, Dow Jones Dibuka Naik

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
23 June 2020 20:47
wall street
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat pada pembukaan perdagangan Selasa (23/6/2020), setelah penasehat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro mengklarifikasi pernyataannya tentang telah bubarnya kesepakatan dagang AS-China.

Indeks Dow Jones Industrial Average lompat 237 poin (+0,5%) pada pembukaan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), dan 10 menit kemudian bertambah menjadi 289,95 poin (+1,11%) ke 26.314,91. Indeks Nasdaq naik 91,9 poin (+0,91%) ke 10.148,37 dan S&P 500 tumbuh 30,72 poin (+0,99%) ke 3.148,58.

Saham Apple menjadi saham dengan kinerja terbaik, menguat 1% pada pembukaan dan langsung menyentuh rekor tertingginya. Saham-saham perbankan juga menguat, di antaranya saham JPMorgan Chase, Citigroup, Wells Fargo dan Bank of America yang melesat 1,5%.

Navarro bilang bahwa pernyataannya itu "dicuplik di luar konteks" dan tidak ada kaitannya dengan kesepakatan dagang AS-China fase I.  Presiden AS Donald Trump dalam cuitannya mengatakan bahwa kesepakatan dagang kedua negara masih berjalan.

"Saya hanya bicara mengenai berkurangnya kepercayaan kita terhadap Partai Komunis China setelah mereka berbohong tentang asal virus China dan berujung pada pandemi seluruh dunia," tuturnya sebagaimana dikutip CNBC International.

Dalam wawancara dengan Fox News, Navarro mengatakan "titik balik" hubungan dengan China terjadi ketika AS mendengar tentang wabah. Dia mengklaim bahwa Gedung Putih baru mendengar soal virus tersebut setelah kesepakatan dagang fase 1 diteken pada 15 Januari. Sebelum klarifikasi tersebut muncul, Dow Futures sempat anjlok 400 pon. 

Pandemi Covid-19 masih menjadi perhatian utama investor setelah Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) melaporkan 183.000 kasus baru dalam sehari. Kenaikan itu terjadi di beberapa negara, dan WHO menampik dugaan bahwa kenaikan itu semata karena meningkatnya tes.

"Meski beriringan dengan kenaikan kasus COvid-19 di atas angka 30.000 akhir pekan lalu dan berlanjutnya laporan mengenai titik penyebaran, bursa mampu mencatatkan penguatan," tutur Kepala Perencana Investasi Leuthold Group Jim Paulsen, kepada CNBC International.

Di AS sendiri, pada Minggu dilaporkan ada 36.000 angka baru, setelah pada Jumat dan Sabtu melaporkan 30.000 kasus baru. Gubernur Texas Greg Abbott pada Senin menggelar jumpa pers dan mengatakan bahwa virus corona menyebar dengan tingkat yang "tak bisa ditolerir."

Namun demikian, penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow kepada CNBC International mengatakan bahwa tak ada gelombang kedua dan pihaknya bakal memuluskan paket stimulus tambahan pada akhir bulan ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular