Wow! Naik 40%, Ini Saham yang Kebal Corona

trp, CNBC Indonesia
22 June 2020 16:28
Saham Perusahaan Teknologi
Foto: Infografis/Saham Perusahaan Teknologi "FAANG" Anjlok/Aristya Rahadian Krisabella

Jakarta, CNBC Indonesia - Kalau anda bertanya 50 tahun lalu "instrumen investasi apakah yang paling aman di tengah krisis ?", maka hampir pasti jawaban yang akan anda terima adalah emas.

Akan tetapi nampaknya hal ini sudah tidak berlaku lagi di abad ke 21. Berbeda dengan kita semua, saham-saham perusahaan teknologi ternyata kebal terhadap virus corona.

Kehebatan saham-saham tekonologi ini dicerminkan dengan berhasil melesatnya harga saham-saham teknologi besar yang melantai di Nasdaq yang disebut para investor dengan julukan FANG (Facebook, Amazon, Netflix, Google)

Keempat saham ini rata-rata berhasil terbang 27% secara tahun berjalan (YTD), bandingkan dengan harga emas yang hanya berhasil naik sebesar 15% di periode yang sama.

Di tengah serangan pandemi Covid-19 perusahaan-perusahaan teknologi besar ini berhasil bertahan. Rilis laporan keuangan kuartal pertama menunjukkan perusahaan-perusahaan ini bahkan mampu membukukan pertumbuhan pendapatan meskipun lebih pelan dibanding biasanya.

Berhasil bertahannya perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor teknologi ini menyebabkan investor memiliki keyakinan untuk memborong sahamnya yang tentunya menyebabkan harganya terapresiasi.

Facebook Inc. (FB)

Harga saham Facebook Inc. (FB) berhasil reli 16,34% sejak awal tahun. Kenaikan ini terjadi terutama setelah facebook merilis laporan keuangan kuartal pertamanya yang menunjukkan FB berhasil membukukan pendapatan sebesar US$ 4,9 miliar, naik 101,8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (YoY).

Kenaikan pendapatan FB dapat diatribusikan karena selama 'terkuncinya' masyarakat karena adanya karantina wilayah (lockdown) efektif media komunikasi yang paling sering digunakan untuk berkomunikasi adalah sosial media baik itu Facebook, Instagram, maupun Whatsapp.

Naiknya pengunaan sosial tentunya meningkatkan jumlah iklan yang dilihat yang menjadi sumber utama pendapatan FB.

Bahkan baru-baru ini Whatsapp menyediakan fitur video call sebanyak 20 orang sekaligus untuk mengakomodasi para karyawan yang terpaksa bekerja dari rumah alias work from home.

Amazon.com Inc. (AMZN)

Tidak kalah fantastis harga saham Amazon inc. (AMZN) berhasil terbang 44,76% secak tahun berjalan. Akan tetapi kenaikan saham Amazon sendiri tidak tercermin dari laba bersihnya. Laba bersih AMZN turun menjadi US$ 2,5 miliar atau kontraksi sebesar 22,4% dibanding periode sebelumnya meskipun laba usahanya berhasil naik sebesar 2,8%.

Penurunan ini diakibatkan oleh pengantaran barang yang bermasalah karena ditutupnya gudang-gudang milik Amazon ketika diberlakukanya karantina wilayah di Amerika Serikat (AS).

Walaupun laba bersihnya turun investor tetap percaya AMZN mampu sukses menghadapi pandemi corona ini, karena efektif ketika terjadinya lockdown, orang-orang akan lebih memilih berbelanja secara daring. Bahkan ketika karantina wilayah sudah dibuka kembali, masyarakat juga tetap takut untuk keluar apabila tidak benar-benar mendesak sehingga lebih mengandalkan Amazon jika ingin membeli sesuatu.

Netflix Inc. (NFLX)

Kenaikan yang signifikan juga berhasil dibukukan oleh NFLX, secara tahun berjalan perusahaan yang menyediakan jasa streaming film in-demand ini berhasil melonjak sebesar 40,22%.

Laba bersih netflix berhasil melonjak 106% secara YoY. Hal ini wajar karena menurut laporan perusahaan, selama terjadinya karantina wilayah Netflix berhasil mencatatkan kenaikan jumlah pendaftaran langganan jasa Netflix sebanyak 2 kali lipat.

Kebosanan masyarakat ketika terkurung di rumah menjadi salah satu alasan mereka rela mengeluarkan uang untuk berlangganan Netflix agar waktu luang para subsriber dapat dihabiskan dengan menonton konten Netflix.

Alphabet Inc. (GOOGL)

Perusahaan layanan mesin pencari Google juga berhasil mencatatkan apresiasi 6,36% selama tahun berjalan. Kenaikan yang tidak terlalu fantastis apabila dibandingkan dengan rekannya ini dikarenakan laba bersih Google yang turun 28% secara YoY menjadi US$ 2,5 miliar.

Meskipun labanya turun investor tetap percaya akan ketahanan Google dalam menghadapi virus corona karena ketika Masyarakat bosan di rumah maka mereka akan berselancar di internet dengan lebih sering, tentunya ini akan meningkatkan pendapatan Google.

Apalagi Google juga merupakan pemilik dari situs web berbagi video terbesar di dunia YouTube. Ketika masyarakat bosan dan tidak memiliki kegiatan saat terkurung di rumah, menonton video di YouTube menjadi salah satu solusi dalam menghilangkan kebosanan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Usai IPO di Nasdaq! Saham Grab Ambles 20,53%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular