
Lagi Perkasa, Kurs Dolar Singapura Anteng di Atas Rp 10.000

Jakarta, CNBCÂ Indonesia -Â Nilai tukar dolar Singapura menguat melawan rupiah pada perdagangan Jumat (19/6/2020), setelah melemah kemarin. Jika dilihat sepanjang pekan ini, mata uang Negeri Kanguru ini masih mampu bertahan di atas Rp 10.000/SG$.
Berdasarkan data Refinitiv, pada pukul 9:13 WIB, dolar Singapura menguat 0,13% ke Rp 10.060,23/SG$ di pasar spot. Sementara kemarin melemah 0,16%.
Pelemahan dolar Singapura kemarin terjadi setelah Bank Indonesia (BI) mengumumkan memangkas suku bunga acuannya yang membuat rupiah mendapat tambahan tenaga.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, kemarin mengumumkan suku bunga acuan 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 4,25% atau turun 25 basis poin (bps) dari sebelumnya.
Perry bersama dengan Dewan Gubernur lainnya memandang kebijakan untuk menurunkan bunga acuan 25 bps tersebut sejalan dan konsisten dengan upaya menjaga stabilitas perekonomian di era Covid-19 ini.
"Rapat Dewan Gubernur BI pada 17-18 Juni 2020 memutuskan untuk menurunkan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,25%. Keputusan ini konsisten dengan upaya menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi pada era Covid-19," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam keterangan pers usai RDG BI edisi Juni 2020, Kamis (18/6/2020).
Tidak hanya itu, BI juga membuka peluang untuk kembali menurunkan suku bunga ke depannya. Ini karena tekanan inflasi domestik yang rendah, tekanan eksternal yang mereda, dan kebutuhan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih lanjut.
Dengan diturunkannya suku bunga tentunya berdampak bagus bagi perekonomian Indonesia yang sedang merosot. Penurunan suku bunga BI diharapkan akan turut menurunkan suku bunga kredit.
Suku bunga kredit yang lebih rendah tentunya akan menarik bagi dunia usaha maupun rumah tangga untuk mengambil pinjaman, sehingga roda perekonomian kembali berputar. Rupiah pun mendapat tenaga untuk kembali menguat.
Tetapi sayangnya tenaga dari BI tersebut habis pada perdagangan hari ini. Risiko terjadinya penyebaran pandemi penyakit virus corona (Covid-19) gelombang kedua di China membuat pelaku pasar lebih berhati-hati.
Jika dilihat ke belakangan, dolar Singapura kembali ke atas Rp 10.000/SG$ pada Jumat pekan lalu, tepat saat laporan kasus pertama Covid-19 di Beijing, ibukota China. Itu merupakan kasus transmisi lokal pertama di China setelah 50 hari nol kasus.
Sejak saat itu, dolar Singapura belum lagi turun ke bawah level psikologis tersebut. Hingga Rabu lalu, jumlah kasus Covid-19 di Beijing mencapai 158 orang.
Sementara itu dari dalam negeri, Indonesia kini menjadi negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di ASEAN, menyalip Singapura. Hingga Kamis kemarin, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia sebanyak 43.762 kasus, sementara Singapura sebanyak 41,473 kasus.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk
