Data Pengangguran Buruk, Dow Jones Dibuka Anjlok 200 Poin

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
18 June 2020 20:52
Trader Gregory Rowe, right, works on the floor of the New York Stock Exchange, Wednesday, Dec. 11, 2019. Stocks are opening mixed on Wall Street following news reports that US President Donald Trump might delay a tariff hike on Chinese goods set to go into effect this weekend. (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Pasar Finansial Wall Street (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) terkapar pada pembukaan perdagangan Kamis (18/6/2020), karena investor cemas melihat gejala gelombang kedua virus corona di tengah data pengangguran yang mengecewakan.

Indeks Dow Jones Industrial Average drop 200 poin (-0,7%) pada pembukaan perdagangan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), dan selang 15 menit kemudian agak surut menjadi 135,59 poin (-0,52%) ke 25.984,02. Indeks S&P 500 juga tertekan 7,42 poin (-0,24%) ke 3.106,07 sedangkan Nasdaq menguat 5,15 poin (+0,05%) ke 9.915,68.

Klaim pengangguran mingguan untuk pekan lalu tercatat sebanyak 1,508 juta, atau lebih buruk dari proyeksi ekonom dalam polling Dow Jones sebanyak 1.3 juta orang.

"Sementara klaim baru telah menurun dalam 11 pekan setelah lompatan tertinggi pada Maret lalu, pekan ini kita melihat laju penurunan paling pelan dari basis persentase sejak awal April sehingga kita akan lihat bagaimana ujungnya," tutur Peter Boockvar, Kepala Investasi Bleakley Advisory Group, dalam laporan risetnya yang dikutip CNBC International.

Saham maskapai penerbangan, peritel, dan operator kapal pesiar menjadi pemicu koreksi. Saham United Airlines anjlok 4,2% sedangkan Delta Airlines dan American Airlines anjlok masing-masing sebesar 3,3% dan 3,7%.

Beberapa negara bagian di AS mencatatkan kenaikan angka pasien yang terinfeksi virus corona. Arizona mencatatkan angka tertinggi baru, sedangkan Texas melihat lonjakan kasus baru sebanyak 11% dalam sehari pada Rabu kemarin.

Di China, kenaikan jumlah infeksi baru memaksa Beijing membatalkan penerbangan, menutup sekolah, dan mengkarantina beberapa distrik. Namun demikian, sumber otoritatif di China menyatakan bahwa penyebaran virus Covid-19 di Beijing sudah terkendali.

"Kami yakin pasar telah memfaktorkan berita bagus dan reli akan cenderung tertahan dalam beberapa bulan mengikuti perkembangan pemulihan," tutur Scott Wren, perencana pasar global senior Wells Fargo, dalam laporan risetnya, sebagaimana dikutip CNBC International.

Indeks Dow Jones dan S&P 500 pada Rabu menghentikan reli tiga hari sebelumnya, dipicu koreksi saham-saham maskapai penerbangan dan operator kapal pesiar. Sebaliknya, indeks Nasdaq yang berisikan saham teknologi mencatatkan penguatan tipis.

Sepanjang pekan berjalan, mayoritas bursa saham mencatatkan penguatan yang solid dengan indeks Dow Jones dan S&P 500 menguat lebih dari 2% dalam sepekan berjalan ini, sementara indeks Nasdaq melesat sekitar 3,3%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular