
BNI Bantah Bakal Akuisisi Bukopin

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) memastikan tidak akan menjadi pembeli siaga atau standby buyer terkait rencana penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) atau rights issue kelima.
Hal ini ditegaskan Corporate Secretary BNI, Meiliana, merespons kabar BNI akan menempatkan dana di Bank Bukopin melalui skema Penawaran Umum Terbatas (PUT) V.
"Terkait dengan berita bahwa kami menjadi standby buyer dari rencana rights issue (PUT) V yang akan dilakukan oleh BBKP, dapat kami sampaikan bahwa saat ini kami tidak mempunyai kebijakan atau strategic initiative untuk melakukan akuisisi lembaga keuangan," kata Meiliana, dalam keterangannya, dikutip Senin (15/6/2020).
Namun demikian, bank pelat merah ini memang melakukan kerja sama dengan Bank Bukopin terkait pendampingan teknis dalam bidang treasury management dalam rangka pengelolaan likuiditas di tengah pandemi Covid-19 dengan skema bank to bank relationship.
Wacana BNI akan mengakuisisi BBKP sebetulnya sudah bergulir cukup lama. BNI ingin mengakselerasi pertumbuhan aset lewat aksi korporasi anorganik. Sumber CNBC Indonesia mengatakan, BNI sebenarnya sudah mengetahui isi buku dari Bukopin yang dinilai "sangat menarik". Salah satu yang dinilai menarik adalah bisnis pensiunan dari Bukopin, yang merupakan salah satu terbesar di antara bank swasta.
Salah satu yang menjadi keunggulan BNI bila mengakuisisi saham Bukopin adalah BNI akan turut mengendalikan saham yang saat ini dimiliki oleh pemerintah Indonesia. Saat ini pemerintah menggenggam kepemilikan sebesar 8,9%.
Namun demikian, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, pihaknya sudah menerima pernyataan dari grup finansial asal Korea Selatan, Kookmin Bank untuk mengambil alih sekurang-kurang 51% saham PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) serta menjadi pemegang saham pengendali mayoritas. Saat ini, Kookmin menggenggam kepemilikan saham 22% BBKP.
Mengacu keterangan Deputi Komisioner Humas Dan Logistik OJK Anto Prabowo, Kookmin Bank akan memperkuat permodalan Bank, mendukung likuiditas dan pengembangan bisnis bank di Indonesia.
Kookmin Bank yang saat ini tercatat sebagai peringkat 10 besar Bank di Asia, dengan total aset per 31 Desember 2019 mencapai sebesar Rp 4.675 Triliun, akan memperkuat permodalan Bank, mendukung likuiditas dan pengembangan bisnis bank di Indonesia.
"Kookmin Bank saat ini telah menyediakan sejumlah dana di escrow account untuk menjadi pemegang saham pengendali dalam memperkuat permodalan dan likuiditas Bank Bukopin," ujarnya dalam keterangan Kamis (11/6/2020).
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kinerja Cemerlang, BNI Terus Didorong Go Internasional