
Pasien Corona AS Naik, Wall Street Dibuka Terbanting 900 Poin

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) terkapar pada pembukaan perdagangan Kamis (11/6/2020), di tengah kenaikan jumlah penderita Covid-19 setelah pembukaan kembali karantina wilayah (lockdown) AS.
Indeks Dow Jones Industrial Average ambruk 900 poin (-3%) pada pembukaan perdagangan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), dan selang 15 menit kemudian agak surut menjadi 770,44 poin (-2,85%) ke 26.219,55. Indeks S&P 500 juga tertekan 81,26 poin (-2,55%) ke 3.108,88 sedangkan Nasdaq anjlok 221,14 poin (-2,21%) ke 9.799,2.
Saham maskapai penerbangan United Airlines, Delta Airlines, American Airlines dan Southwest Airlines anjlok lebih dari 10%. Keprihatinan akan gelombang kedua penyebaran virus corona muncul setelah beberapa negara AS membuka kembali ekonomi.
Sebagai dilaporkan AP, Texas mencatatkan rekor tertinggi pasien Covid-19 dalam tiga hari terakhir. Sembilan wilayah di California juga melaporkan kenaikan kasus corona dan juga jumlah pasien yang terkonfirmasi terkena virus berbahaya tersebut.
Dalam laporan riset yang dikutip CNBC International, analis makroekonomi EvercoreISI Dennis DeBusschere menilai kebijakan moneter ramah dari Federal Reserve tidak bisa mengimbangi dampak buruk gelombang kedua Covid-19.
"Dengan peningkatan kasus dan pasien baru di Texas, Arizona, dan California, investor prihatin bahwa aksi demonstrasi baru-baru ini akan menyulut gelombang infeksi, yang mengancam ekonomi yang masih rendah dan pertumbuhan laba bersih," tuturnya.
Secara total, jumlah pengidap virus corona mencapai 2 juta orang di AS. Sepanjang tahun berjalan, indeks S&P 500 anjlok 1,2% tahun ini. Baik indeks S&P 500 maupun Dow Jones terhitung sudah menguat lebih dari 45% dari posisi terendahnya.
Pada Rabu, indeks S&P 500 melemah 0,5% sedangkan Dow Jones tertekan sekitar 280 poin. Sedangkan indeks Nasdaq menguat 0,7% ke level tertinggi barunya pada 10.020,35, mencetak reli 8 hari beruntun. Harga minyak mentah anjlok 7% mengiringi pembukaan bursa saham.
Pada Rabu, investor merespons keputusan Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga acuan dan menyatakan takkan menaikkannya hingga 2022. Bank sentral terkuat di dunia ini juga memperkirakan ekonomi negara dengan perekonomian terbesar dunia bakal terkontraksi 6,5% pada 2020 sebelum tumbuh 5% pada 2021. Sl
Data mingguan per 6 Juni menunjukkan klaim pengangguran mencapai 1,5 juta. Ekonom dalam polling Dow Jones memperkirakan klaim asuransi pengangguran bakal mencapai angka 1,595 juta, atau turun dari periode sebelumnya 1,775 juta.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?