Analisis Teknikal

Resesi Kian Dekat, Harga Emas Menuju US$ 1.800/Oz

Haryanto, CNBC Indonesia
09 June 2020 15:30
Gold bars are stacked in the safe deposit boxes room of the Pro Aurum gold house in Munich, Germany,  August 14, 2019. REUTERS/Michael Dalder
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)

Jakarta, CNBC Indonesia - Jelang Pertemuan Komite Pengambil Kebijakan bank sentral Amerika Serikat (Federal Open Market Committee/FOMC), harga emas dunia kembali menguat dan kini berada di atas level psikologis US$ 1.700/troy ons.

Pada Selasa (9/6/2020), harga emas dunia di pasar spot pada pukul 15:00 WIB menguat US$ 6,8 atau 0,4% ke US$ 1.701,4/troy ons. Harga emas dunia di pasar spot mulai bangkit dari keterpurukannya sepanjang pekan kemarin. Dalam sepekan terakhir harga bullion turun 2,38% (week on week/wow) pada US$ 1.685,23/troy ons.

Anjloknya harga emas karena harapan optimisme pulihnya ekonomi global kian terlihat dari berbagai rilis data yang ada. Memasuki bulan Mei, sektor manufaktur negara-negara G20 sudah mulai terlihat membaik walau masih mengalami kontraksi.

Kendati demikian harga emas global masih dalam tren positif di tengah kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global yang diprediksi menuju jurang resesi hingga potensi perang militer antara AS-China. Fakta ini memicu harga emas menguat.

Bank investasi asal Swiss, Credit Suisse menaikkan perkiraan harga emas dunia pada Jumat pekan lalu (5/6/2020). Bank investasi yang didirikan sejak tahun 1856 ini menilai beberapa faktor pendorong harga emas di antaranya imbal hasil (yield) yang masih rendah dan negatif, depresiasi dolar AS dan tekanan inflasi.

Harga emas diprediksi akan naik lagi ke US$ 1.750/troy ons pada kuartal ketiga dari US$ 1.560/troy ons sebelumnya dan naik ke US$ 1.775/troy ons pada kuartal keempat dari US$ 1.600/troy ons sebelumnya.

Sementara itu, Credit Suisse juga melihat harga emas rata-rata di level US$ 1.701/troy ons untuk setahun penuh, naik dari US$ 1.570/troy ons sebelumnya.

Lalu bagaimana dengan proyeksi harga emas secara teknikal? Simak analisis teknikal di bawah ini!

 

Analisis teknikalFoto: Revinitif
Analisis teknikal 


Analisis Teknikal

Pergerakan harga emas dengan menggunakan periode bulanan (Monhtly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, emas bergerak menuju area resistance terkuat, dengan garis BB yang melebar, artinya pergerakan cenderung untuk naik lebih lanjut.

Sementara indikator Fibonacci Retracement yang menggunakan tren line atau garis tren, dengan level-level yang dijadikan sebagai area acuan atau referensi dalam menentukan area support dan resistance. Saat ini berada di antara area 61,8% dan 100% fibo, melalui penarikan garis dari harga tertinggi ke harga terendah baru.

Untuk melanjutkan penguatan emas perlu melewati level resistance psikologis di area US$ 1.800/troy ons terlebih dahulu sebelum menyentuh resistance terkuat berikutnya di US$ 1.920/troy ons yang menjadi harga tertinggi sepanjang masa pada September 2011.

Sementara untuk merubah bias menjadi bearish perlu melewati support yang berada di area US$ 1.600/troy ons yang sekaligus menjadi area 61,8% fibo hingga area US$ 1.492/troy ons atau area 50% fibo.

Sementara itu, indikator Stochastic yang digunakan sebagai area jenuh beli (overbought) di level 80 dan area jenuh jual (oversold) di level 20. Emas saat ini berada di area jenuh beli yang berpotensi untuk terkoreksi, namun selama garis Moving Average (MA) belum bergerak ke bawah dari area 80 harga masih cenderung menguat.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang semakin melebar dan mencoba untuk menyentuh level 100% fibo, maka pergerakan emas berpotensi untuk bullish atau naik lebih lanjut. Namun, indikator stochastic yang overbought berpeluang untuk terkoreksi.

Kendati demikian selama harga emas tidak melewati area support US$ 1.600/troy ons, pergerakan masih akan bullish.

Emas perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/har) Next Article Corona Bikin Cemas, Sepekan Harga Emas Dunia Drop 1,4%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular