Target Selanjutnya: Minggu Depan Rupiah ke Rp 13.565/US$!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
05 June 2020 16:20
mata uang rupiah dolar dollar Bank Mandiri
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat tajam melawan rupiah pada perdagangan Jumat (5/6/2020), jauh melewati level psikologis Rp 14.000/US$. Aliran modal yang deras masuk ke dalam negeri menopang penguatan rupiah di pekan ini.

Di pembukaan perdagangan rupiah hanya menguat tipis 0,07% ke Rp 14.050/US$, tetapi kurang dari 1 jam, Sang Garuda sudah berhasil menembus ke bawah level psikologis Rp 14.000/US$.

Setelahnya rupiah tak terbendung, apresiasi terus berlanjut hingga 1,6% ke Rp 13.835/US$ di pasar spot melansir data Refinitiv. Level tersebut merupakan terkuat sejak 24 Februari. Di penutupan perdagangan, posisi rupiah sedikit terkoreksi ke Rp 13.850/US$ atau menguat 1,49%.

Dengan dilewatinya level "keramat" Rp 14.000/US$, rupiah kini mengincar level terkuat tahun ini Rp 13.565/US$, yang dicapai pada 24 Januari lalu.

Penguatan rupiah sebesar 1,49% juga menjadikannya raja Asia alias mata uang dengan kinerja terbaik di Asia. Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia hingga pukul 15:20 WIB.



Mood pelaku pasar global sedang bagus akibat new normal atau singkatnya menjalankan kehidupan dengan protokol kesehatan yang ketat di tengah pandemi penyakit virus corona (Covid-19) mulai dilakukan di seluruh belahan bumi ini. Dengan demikian, roda bisnis perlahan kembali berputar sehingga berpeluang terlepas dari ancaman resesi global.

Ketika mood pelaku pasar sedang bagus, maka aliran modal akan menuju negara-negara emerging markets dan aset-aset berisiko yang memberikan imbal hasil tinggi.


Derasnya aliran modal ke dalam negeri terlihat dari lelang obligasi atau Surat Berharga Negara (SBN) Selasa lalu yang penawarannya mencapai 105,27 triliun. Ada 7 seri SBN yang dilelang kemarin, dengan target indikatif pemerintah sebesar US$ 20 triliun, artinya terjadi oversubscribed 5,2 kali.

Pemerintah menyerap Rp 24,3 triliun dari seluruh penawaran yang masuk, di atas target indikatif, berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan.

Tingginya minat investor terhadap SBN juga terlihat di pasar sekunder, yield SBN tenor 10 tahun pada hari Rabu turun 22,1 basis poin (bps) menjadi 7,005%, yang menjadi level terendah sejak 12 Maret. Sementara kemarin mengalami koreksi tipis, yield naik tipis 6,9 bps ke 7,074%, dan hari ini juga terkoreksi 3,5 bps ke 7,103%

Sebagai informasi, pergerakan yield obligasi berbanding terbalik dengan harganya. Ketika yield turun, berarti harga sedang naik. Sebaliknya, ketika yield naik, berarti harga sedang turun.

Di pasar saham juga terjadi inflow yang cukup besar dalam 3 hari terakhir. Berdasarkan data RTI, pada hari pada hari Selasa investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 872,35 miliar di all market, berlanjut pada hari Rabu sebesar Rp 1,5 triliun, dan kemarin nyaris Rp Rp 1 triliun. Sementara hari ini terjadi net sell Rp 51 triliun di all market.

Aksi ambil untung menjadi penyebab yield obligasi naik dan net sell di pasar saham, tetapi nilainya tidak signifikan.

Terkait new normal, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, kemarin memutuskan melanjutkan PSBB meski dengan pelonggaran, atau yang disebut masa transisi.

"Kami di Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 DKI Jakarta, kita memutuskan untuk menetapkan status PSBB di DKI Jakarta diperpanjang dan menetapkan Juni sebagai masa transisi," kata Anies dalam keterangan pers di Balai Kota, Jakarta, Kamis (4/6/2020).

Ia menjelaskan, transisi itu bertujuan untuk menuju kondisi masyarakat yang produktif dan aman Covid-19. Dalam masa ini, Anies bilang kegiatan ekonomi bertahap bisa dilakukan, namun ada batasan yang harus ditaati.

Tim Gugus Tugas dan Pemda DKI pun telah membuat roadmap untuk pembukaan fasilitas-fasilitas publik selama masa transisi ini. Pada pekan pertama (5-7 Juni) tempat ibadah bisa kembali dibuka dengan kapasitas maksimal 50%. Kemudian pada pekan kedua perkantoran, rumah makan dan lain-lain juga bisa kembali dibuka, tetap dengan kapasitas 50%. Mal dan tempat rekreasi baru akan dibuka kembali pada pekan ketiga.

Dengan dilonggarkannya PSBB, roda perekonomian kembali berputar meski secara perlahan. Itu bisa berdampak bagus, mengingat Jakarta merupakan pusat ekonomi Indonesia. Kontribusi Jakarta terhadap produk domestic bruto (PDB) nasional sebesar 17,94% pada tahun 2019.

Penguatan tajam rupiah pada hari Selasa (2/6/2020) membentuk pola Black Marubozu dilihat dari grafik candle stick harian.

Rupiah membuka perdagangan Selasa di level Rp 14.480/US$ sekaligus menjadi level tertinggi harian, dan menutup perdagangan di level Rp 14.380/US$ sekaligus menjadi level terendah intraday. Sehingga secara teknikal rupiah disebut membentuk pola Black Marubozu.

Munculnya Black Marubozu kerap dijadikan sinyal kuat jika harga suatu instrumen akan mengalami penurun lebih lanjut. Dalam hal ini, nilai tukar dolar AS melemah melawan rupiah.

Dengan kata lain, rupiah berpotensi melanjutkan penguatan. Terbukti, rupiah langsung melesat di pekan ini, hingga menembus level psikologis Rp 14.000/US$, bahkan melewati target penguatan hari ini Rp 13.890/US$ pada hari ini.

Kini target rupiah selanjutnya Rp 13.565/US$ yang merupakan Fibonnaci Retracement 100%, dan tidak menutup kemungkinan akan dicapai pada pekan depan.

Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv


Sementara itu, melihat indikator stochastic pada grafik harian masih berada di level jenuh jual (oversold) dalam waktu yang cukup lama, rupiah memang sangat rentan mengalami koreksi alias melemah.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika stochastic mencapai wilayah oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik naik. Dalam hal ini, USD/IDR berpeluang naik, yang artinya dolar AS berpeluang menguat setelah stochastic mencapai oversold.

Stochastic yang oversold dalam waktu lama dapat memicu aksi ambil untung (profit taking) yang membuat rupiah melemah. Level psikologis Rp 14.000/US$ kini menjadi resisten (tahanan atas), selama tertahan di bawahnya, rupiah berpeluang besar mencapai level Rp 13.565/US$ yang merupakan level terkuat tahun ini sekaligus dalam 2 tahun terakhir.

Dalam jangka yang lebih panjang, peluang penguatan rupiah tetap terjaga selama tidak menembus ke atas Fib. Retracement 61.8% di Rp 14.730/US$.


TIM RISET CNBC INDONESIA



(pap/pap) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular