Analisis Teknikal

Enteng Rupiah Tembus 14.000/US$? Ini Target Selanjutnya

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
04 June 2020 08:56
Warga melintas di depan toko penukaran uang di Kawasan Blok M, Jakarta, Jumat (20/7). di tempat penukaran uang ini dollar ditransaksikan di Rp 14.550. Rupiah melemah 0,31% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin melemah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melesat 2,29% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.050/US$ pada perdagangan Rabu (3/6/2020) kemarin.

Mata uang Asia hingga Eropa semua dibuat melemah lebih dari 1% dan sebagian lebih dari 2%, tak ada mata uang yang mampu membendung penguatan rupiah, sehingga menjadi "raja" mata uang dunia kemarin. 

Di hari Selasa, rupiah juga melesat 1,34%, jika momentum penguatan tersebut masih terjaga, tentunya melewati level psikologis Rp 14.000/US$ akan enteng bagi Mata Uang Garuda hari ini, Kamis (4/5/2020).

Mood pelaku pasar global sedang bagus akibat new normal atau singkatnya menjalankan kehidupan dengan protokol kesehatan yang ketat di tengah pandemi penyakit virus corona (Covid-19) mulai dilakukan di seluruh belahan bumi ini. Dengan demikian, roda bisnis perlahan kembali berputar sehingga berpeluang terlepas dari ancaman resesi global.

Ketika mood investor sedang bagus, aliran modal akan kembali masuk ke negara emerging market yang memberikan imbal hasil tinggi. Aset-aset Indonesia pun menarik kembali, rupiah pun menjadi garang. 


Derasnya aliran modal ke dalam negeri terbukti dari lelang obligasi atau Surat Berharga Negara (SBN) kemarin yang penawarannya mencapai 105,27 triliun. Ada 7 seri SBN yang dilelang kemarin, dengan target indikatif pemerintah sebesar US$ 20 triliun, artinya terjadi oversubscribed 5,2 kali.

Pemerintah menyerap Rp 24,3 triliun dari seluruh penawaran yang masuk, di atas target indikatif, berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan.

Di pasar saham juga terjadi inflow yang cukup besar dalam 2 hari terakhir. Berdasarkan data RTI, Rabu kemarin kemarin investor asing net buy sebesar Rp 1,5 triliun, dan pada hari Selasa sebesar Rp 872,35 miliar di all market.

Secara teknikal, penguatan tajam rupiah pada hari Selasa membentuk pola Black Marubozu dilihat dari grafik candle stick harian.

Rupiah membuka perdagangan kemarin level Rp 14.480/US$ sekaligus menjadi level tertinggi hari ini, dan menutup perdagangan di level Rp 14.380/US$ sekaligus menjadi level terendah intraday. Sehingga secara teknikal rupiah disebut membentuk pola Black Marubozu.

Munculnya Black Marubozu kerap dijadikan sinyal kuat jika harga suatu instrument akan mengalami penurun lebih lanjut. Dalam hal ini, nilai tukar dolar AS melemah melawan rupiah. Dengan kata lain, rupiah berpotensi melanjutkan penguatan.

Terbukti, rupiah langsung melesat Kamis kemarin, dan berpeluang berlanjut hari ini. Level Rp 14.000/US$ akan menjadi target penguatan terdekat, jika berhasil ditembus maka rupiah berpeluang menguat lebih jauh.

Target penguatan selanjutnya, untuk beberapa hari ke depan adalah Rp 13.565/US$ yang merupakan Fibonnaci Retracement 100%.

Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv



Rupiah juga tak lepas dari risiko koreksi melihat indikator stochastic pada grafik harian masih berada di level jenuh jual (oversold) dalam waktu yang cukup lama, yang berisiko membuat rupiah terkoreksi.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah oversold (di atas bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik naik. Dalam hal ini, USD/IDR berpeluang naik, yang artinya dolar AS berpeluang menguat setelah stochastic mencapai oversold.

Stochastic yang oversold dalam waktu lama dapat memicu aksi ambil untung (profit taking) yang membuat rupiah melemah. Resisten (tahanan atas) jika rupiah melemah berada di level US$ 14.250/US$.

[Gambas:Video CNBC]




TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular