
Dow Futures Menguat Dipacu Ekspektasi New Normal

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) bursa Amerika Serikat (AS) pada Rabu (3/6/2020) menguat, karena investor lebih memilih merespons rencana pembukaan kembali perekonomian dibanding aksi demo di Negeri Adidaya tersebut.
Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average menguat mengimplikasikan reli indeks tersebut pada pembukaan nanti sebesar lebih dari 170 poin. Kontrak serupa indeks S&P 500 dan Nasdaq-100 juga menguat, masing-masing sebesar 0,5% dan 0,4%.
Indeks Nasdaq 100, yang utamanya berisikan saham non-keuangan dan utamanya teknologi tinggal 1% mendekati level tertingginya pada 19 Februari. Di sisi lain, indeks S&P 500 naik 1% sepanjang bulan ini, atau telah melesat 40% dari posisi terendahnya pada Maret.
Pada Selasa, reli bursa saham dibayangi kekhawatiran seputar pandemi global, tensi AS- China dan protes skala nasional. Namun, indeks Dow Jones terhitung naik 267 poin, atau 1,05%, sedangkan indeks S&P 500 mendaki 0,82%.
"Meski ada beberapa isu penting - kerusuhan nasional, hubungan dengan China, pandemi yang berlangsung - bursa saham masih terfokus pada satu hal: dimulainya kembali ekonomi AS dan aktivitas ekonomi global," tutur Jim Paulsen, Kepala Perencana Investasi Leuthold Group, kepada CNBC International.
Jeremy Siegel, Profesor Wharton, menilai bursa masih terus menguat berkat kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed). Saham-saham sektor perbankan menguat di antaranya saham Citigroup, Wells Fargo dan Bank of America yang naik sekitar 1%.
"Menurut saya reli ini bakal berlanjut lebih jauh. Memang banyak yang meragukan tetapi likuiditas yang disediakan The Fed menurut saya menjadi pendorong utamanya," tuturnya.
Pada hari ini, pelaku pasar bakal mencermati rilis data tenaga kerja ADP pada pukul 08:30 waktu setempat. Analis dalam polling FactSet memperkirakan angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) bakal mencapai 8,75 juta pada Mei.
Hasil survei Indeks Manajer Pembelian (Purchase Managers' Index/PMI) sektor jasa versi Markit dan versi ISM juga bakal dirilis.
TIM RISET CNBC INDONESIA(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?