
Kasus Corona & Tensi AS-China Memanas Picu Bursa Asia Melemah

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia pada perdagangan Kamis (21/5/2020) mayoritas ditutup melemah. Ini karena kekhawatiran ketegangan antara AS-China semakin memburuk membuat selera risiko (risk appetite) investor terkendali.
Penurunan bursa saham Asia juga karena investor terus memantau pembukaan kembali ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Sebab, ada potensi ancaman serangan gelombang kedua.
Data perdagangan mencatat, bursa saham di China daratan menurun, dengan indeks Shanghai Composite turun 0,55% menjadi 2.867,92, sedangkan Shenzhen anjlok 0,94% pada 1.845,40. Sementara pasar saham di Hong Kong indeks Hang Seng tergelincir 0,49% ke 24.280,03 pada penutupan perdagangan.
Pasar saham Jepang indeks Nikkei 225 turun 0,21% menjadi 20.552,31 sedangkan indeks Topix ambles 0,23% pada 1.491,21. Koreksi bursa saham di Jepang terdorong oleh laporan yang menunjukkan bahwa sektor manufaktur di Jepang terus berkontraksi pada bulan Mei, dan pada kecepatan yang lebih cepat.
Survei terbaru dari Jibun Bank mengungkapkan PMI manufaktur dengan skor 31,7, turun dari 34,7 pada bulan April.
Dari kawasan Asia lainnya, bursa saham Korea Selatan indeks Kospi ditutup menguat 0,44% pada 1.998,31. Sementara pasar saham di Australia, indeks acuan (benchmark) S&P/ASX 200 merosot 0,41% menjadi 5.550,40.
Di awal sesi perdagangan bursa Asia sempat menguat setelah reli semalam di Wall Street di tengah optimisme yang berkelanjutan tentang pemulihan ekonomi dari karantina wilayah (lockdown) yang disebabkan oleh virus corona.
Namun, investor menjadi waspada setelah Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengatakan bahwa jumlah kasus virus corona yang baru dilaporkan di seluruh dunia telah mencapai rekor harian sejak wabah pertama kali terjadi.
WHO juga menyatakan keprihatinan tentang meningkatnya jumlah kasus di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Mengacu data dari Worldometers terkini per 21 Mei 2020, jumlah pasien terpapar virus corona di seluruh dunia mencapai lebih dari 5,1 juta orang, dengan pertambahan kasus harian sebesar 18.166 orang, sementara jumlah korban jiwa lebih dari 329 ribu orang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/miq) Next Article Hari Buruh, Beberapa Bursa Asia-Pasifik Dibuka Menguat