
Baja Anjlok, Krakatau Steel Diminta Jajaki Bisnis Lain
Monica Wareza, CNBC Indonesia
20 May 2020 18:21

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendorong PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) untuk mencari peluang bisnis baru di tengah menurunnya permintaan baja nasional. Penurunan dalam permintaan baja tak hanya terjadi di dalam negeri saja, tapi juga menjadi hal yang terjadi secara dunia.
Wakil Menteri BUMN I Budi Gunadi Sadikin mengatakan Covid-19 berdampak pada ketidakpastian kondisi global, tapi dalam waktu bersamaan bisa memberikan peluang pasar jika pelaku industri jeli dalam melihat peluang.
"Saya rasa covid 19 ini, selain ciptakan suasana ketidakpastian tidak enak buat seluruh bisnis di Indonesia, tapi ciptakan kesempatan bagi bisnis yang jeli yang melihat peluang ke depan. Pesan saya, coba jalin komunikasi dengan regulator, dengan pelanggan, untuk pastikan sekarang adalah kesempatan dimana produk lokal bisa masuk dan kuasai konsumsi di dalam negeri," kata Budi dalam steel industry roundtable secara virtual, Rabu (20/5/2020).
Dia mencontohkan satu peluang yang bisa dilirik oleh industri baja adalah industri farmasi. Meskipun industri ini dinilai tak cukup besar dalam menyerap produk baja, namun tingkat permintaan terbilang tinggi, terutama dalam kondisi saat ini.
Dalam industri farmasi, baja diperlukan untuk kebutuhan jarum suntik, dalam kondisi normal kebutuhan jarum suntik rata-rata dua perkapita sehingga kebutuhan bisa mencapai 400 juta di Indonesia.
Namun dengan skema negara maju, kebutuhan tersebut bisa mencapai 10-12 perkapita, jika hal ini terjadi di Indonesia maka tingkat permintaan akan mencapai 2,5 miliar jarum suntik dari baja.
"Pesannya, setiap ada krisis satu sisi ada bencana, tapi ada kesempatan. Kita harus geser kesempatan dimana. Khusus baja, coba cari dengan cermat, ada ga opportunity dimana baja bisa masuk. Contohnya ya jarum suntik itu tadi mungkin ada hal lain yang siap dimanfaatkan," jelas dia.
(hps/hps) Next Article KRAS Raih Pendapatan US$ 689,8 Juta di Kuartal I 2023
Wakil Menteri BUMN I Budi Gunadi Sadikin mengatakan Covid-19 berdampak pada ketidakpastian kondisi global, tapi dalam waktu bersamaan bisa memberikan peluang pasar jika pelaku industri jeli dalam melihat peluang.
"Saya rasa covid 19 ini, selain ciptakan suasana ketidakpastian tidak enak buat seluruh bisnis di Indonesia, tapi ciptakan kesempatan bagi bisnis yang jeli yang melihat peluang ke depan. Pesan saya, coba jalin komunikasi dengan regulator, dengan pelanggan, untuk pastikan sekarang adalah kesempatan dimana produk lokal bisa masuk dan kuasai konsumsi di dalam negeri," kata Budi dalam steel industry roundtable secara virtual, Rabu (20/5/2020).
Dia mencontohkan satu peluang yang bisa dilirik oleh industri baja adalah industri farmasi. Meskipun industri ini dinilai tak cukup besar dalam menyerap produk baja, namun tingkat permintaan terbilang tinggi, terutama dalam kondisi saat ini.
Dalam industri farmasi, baja diperlukan untuk kebutuhan jarum suntik, dalam kondisi normal kebutuhan jarum suntik rata-rata dua perkapita sehingga kebutuhan bisa mencapai 400 juta di Indonesia.
Namun dengan skema negara maju, kebutuhan tersebut bisa mencapai 10-12 perkapita, jika hal ini terjadi di Indonesia maka tingkat permintaan akan mencapai 2,5 miliar jarum suntik dari baja.
"Pesannya, setiap ada krisis satu sisi ada bencana, tapi ada kesempatan. Kita harus geser kesempatan dimana. Khusus baja, coba cari dengan cermat, ada ga opportunity dimana baja bisa masuk. Contohnya ya jarum suntik itu tadi mungkin ada hal lain yang siap dimanfaatkan," jelas dia.
(hps/hps) Next Article KRAS Raih Pendapatan US$ 689,8 Juta di Kuartal I 2023
Most Popular