Sebulan 'Lari' 4%, Rupiah Tetap Maju Terus Pantang Mundur!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
20 May 2020 09:06
Ilustrasi Dollar Rupiah
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Fundamental penyokong rupiah yang membaik diyakini jadi modal apresiasi.

Pada Rabu (20/5/2020), US$ 1 dihargai Rp 14.750 kala pembukaan pasar spot. Sama persis dengan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya alias stagnan.

Namun rupiah tidak betah lama-lama di zona merah. Pada pukul 09:03 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.740 di mana rupiah menguat 0,07%.

Kinerja rupiah memang sedang luar biasa. Kemarin, mata uang Tanah Air menguat 0,47% di hadapan dolar AS. Dalam sebulan terakhir, rupiah sudah menguat lebih dari 4%.




Rupiah diuntungkan oleh volatilitas pasar keuangan global yang terus menurun. Volatilitas yang dicerminkan oleh indeks VIX anjlok 30,34% selama sebulan belakangan. Setelah Maret yang 'ugal-ugalan', pasar berangsur tenang.

Puncak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di sejumlah negara sudah semakin dekat, di mana penambahan pasien baru semakin melambat. Bahkan AS dan beberapa negara di Eropa dan Asia mulai melonggarkan pembatasan sosial (social distancing) yang membawa harapan ekonomi bisa pulih pada paruh kedua 2020.


Perkembangan ini membuat pelaku pasar kembali berhasrat memburu aset-aset berisiko di negara berkembang, termasuk Indonesia. Arus modal masuk ini membuat rupiah bisa perkasa.

Sementara dari dalam negeri, fundamental penopang rupiah pun semakin kuat. Biasanya fundamental ini tercermin dari transaksi berjalan (current account) yang menggambarkan pasokan devisa dari ekspor-impor barang dan jasa.

Hari ini Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal I-2020, yang salah satu komponennya adalah transaksi berjalan. BI memberi 'bocoran' bahwa transaksi berjalan pada periode Januari-Maret 2020 mengalami defisit di bawah 1,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Walau masih defisit, tetapi kondisinya semakin membaik sejak akhir 2018. Jika defisit pada kuartal I-2020 benar di bawah 1,5% dari PDB, maka bisa menjadi yang terendah sejak kuartal I-2017.




Sementara sepanjang 2020, BI memperkirakan defisit transaksi berjalan bisa di bawah 2% PDB. Lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yaitu 2,5-3% PDB.

Artinya, pasokan devisa di perekonomian nasional semakin membaik. Ini menjadi modal bagi rupiah untuk terus menguat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular