
Berkat Vaksin Corona, Harga Minyak Mentah Terbang Lagi
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
19 May 2020 11:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah kembali melesat pada perdagangan Senin (18/5/2020) kemarin hingga ke level tertinggi 2 bulan. Adanya vaksin virus corona yang menjanjikan membuat potensi permintaan minyak mentah meningkat, sehingga harganya pun melesat.
Senin kemarin, minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) membukukan penguatan 8,12% ke US$ 31,82/barel. Sementara dalam dua hari perdagangan sebelumnya, WTI menguat 8,98% dan 6,79%.
Kemudian minyak jenis Brent, kemarin menguat 7,11% ke US$ 34,59/barel, dan dua hari perdagangan sebelumnya masing-masing menguat 6,65% dan 4,40%.
Sementara pagi ini, Selasa (19/5/2020) WTI diperdagangkan di level US$ 31,94/barel atau menguat 0,38%, sementara Brent melemah 0,63% di US$ 34,59/barel.
Persentase penguatan minyak WTI jauh lebih besar menjelang expired kontrak minyak bulan Juni pada hari ini, di akhir perdagangan sesi AS. Volatilitas tinggi minyak WTI tersebut sudah diprediksi sebelumnya, bahkan muncul peringatan kemungkinan harga minus lagi.
Peringatan tersebut diberikan oleh Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (Commodity Futures Trading Commission/CFTC) Amerika Serikat (AS) pada pekan lalu.
Regulator perdagangan berjangka tersebut memberitahukan kepada broker, bursa berjangka, hingga lembaga kliring untuk bersiap dengan kemungkinan kontrak minyak kembali mengalami volatilitas ekstrim, likuiditas rendah, dan kemungkinan harga minus, sebagaimana dilansir oilprice.com.
Untungnya, menjelang expired kontrak Juni muncul bayak sentimen positif yang membuat harga minyak mentah "terbang".
Energy Information Administration pada hari Rabu (13/5/2020) melaporkan persediaan minyak mentah AS turun untuk pertama kalinya dalam 15 pekan terakhir.
Selain itu, OPEC, Rusia dan negera lainnya atau yang disebut OPEC+ mulai mengurangi tingkat produksinya sebesar 9,7 juta barel per hari di awal bulan ini. Kemudian di awal bulan Juni, Arab Saudi akan menambah lagi pemangkasan produksinya sebesar 1 juta barel per hari, sehingga total OPEC= akan memangkas produksi 10,7 juta barel per hari di bulan Juni.
Itu dari sisi suplai, dari sisi demand CNBC International mengutip data yang dirilis pada hari Jumat (15/5/2020) pekan lalu menunjukkan konsumsi minyak mentah di China, negara konsumen terbesar kedua di dunia meningkat di bulan April.
Terbaru, harapan akan meningkatnya permintaan minyak mentah semakin membuncah setelah adanya kabar bagus dari vaksin virus corona yang diproduksi bioteknologi Moderna di AS. Moderna menyatakan hasil uji klinis pertama vaksin cukup positif. Pasalnya, imun atau antibodi dari 8 orang yang diujicobakan mampu menghasilkan antibodi virus corona.
Perusahaan memulai percobaan manusia fase 1 pertama pada Maret dengan 45 sukarelawan, dan telah disetujui untuk segera memulai fase 2, yang akan melakukan pengujian kepada 600 orang pada akhir Mei atau Juni. Jika semuanya berjalan dengan baik, vaksinnya dapat diproduksi pada awal Juli mendatang.
Kabar tersebut tentunya memberikan harapan virus corona bisa segera ditanggulangi dan kehidupan kembali normal, roda perekonomian kembali berputar kencang. Ketika roda perekonomian kembali berputar kencang, maka permintaan minyak mentah akan kembali meningkat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Harga Minyak Mentah Terbang ke Level Terkuat dalam Setahun!
Senin kemarin, minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) membukukan penguatan 8,12% ke US$ 31,82/barel. Sementara dalam dua hari perdagangan sebelumnya, WTI menguat 8,98% dan 6,79%.
Kemudian minyak jenis Brent, kemarin menguat 7,11% ke US$ 34,59/barel, dan dua hari perdagangan sebelumnya masing-masing menguat 6,65% dan 4,40%.
Persentase penguatan minyak WTI jauh lebih besar menjelang expired kontrak minyak bulan Juni pada hari ini, di akhir perdagangan sesi AS. Volatilitas tinggi minyak WTI tersebut sudah diprediksi sebelumnya, bahkan muncul peringatan kemungkinan harga minus lagi.
Peringatan tersebut diberikan oleh Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (Commodity Futures Trading Commission/CFTC) Amerika Serikat (AS) pada pekan lalu.
Regulator perdagangan berjangka tersebut memberitahukan kepada broker, bursa berjangka, hingga lembaga kliring untuk bersiap dengan kemungkinan kontrak minyak kembali mengalami volatilitas ekstrim, likuiditas rendah, dan kemungkinan harga minus, sebagaimana dilansir oilprice.com.
Untungnya, menjelang expired kontrak Juni muncul bayak sentimen positif yang membuat harga minyak mentah "terbang".
Energy Information Administration pada hari Rabu (13/5/2020) melaporkan persediaan minyak mentah AS turun untuk pertama kalinya dalam 15 pekan terakhir.
Selain itu, OPEC, Rusia dan negera lainnya atau yang disebut OPEC+ mulai mengurangi tingkat produksinya sebesar 9,7 juta barel per hari di awal bulan ini. Kemudian di awal bulan Juni, Arab Saudi akan menambah lagi pemangkasan produksinya sebesar 1 juta barel per hari, sehingga total OPEC= akan memangkas produksi 10,7 juta barel per hari di bulan Juni.
Itu dari sisi suplai, dari sisi demand CNBC International mengutip data yang dirilis pada hari Jumat (15/5/2020) pekan lalu menunjukkan konsumsi minyak mentah di China, negara konsumen terbesar kedua di dunia meningkat di bulan April.
Terbaru, harapan akan meningkatnya permintaan minyak mentah semakin membuncah setelah adanya kabar bagus dari vaksin virus corona yang diproduksi bioteknologi Moderna di AS. Moderna menyatakan hasil uji klinis pertama vaksin cukup positif. Pasalnya, imun atau antibodi dari 8 orang yang diujicobakan mampu menghasilkan antibodi virus corona.
Perusahaan memulai percobaan manusia fase 1 pertama pada Maret dengan 45 sukarelawan, dan telah disetujui untuk segera memulai fase 2, yang akan melakukan pengujian kepada 600 orang pada akhir Mei atau Juni. Jika semuanya berjalan dengan baik, vaksinnya dapat diproduksi pada awal Juli mendatang.
Kabar tersebut tentunya memberikan harapan virus corona bisa segera ditanggulangi dan kehidupan kembali normal, roda perekonomian kembali berputar kencang. Ketika roda perekonomian kembali berputar kencang, maka permintaan minyak mentah akan kembali meningkat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Harga Minyak Mentah Terbang ke Level Terkuat dalam Setahun!
Most Popular