
Analisis Teknikal
Sudah Koreksi "Sehat", Rupiah Kini Bidik Level Rp 14.730/US$
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
11 May 2020 08:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat pada perdagangan Jumat (8/5/2020) pekan lalu, meski demikian dalam sepekan masih mencatat pelemahan 0,44%. Pelemahan dalam sepekan tersebut menjadi koreksi "sehat" mengingat rupiah sebelumnya sudah menguat dalam 4 pekan beruntun, dan sepanjang April melesat lebih dari 9%.
Setelah mengalami koreksi tersebut, rupiah tentunya siap kembali menguat pada perdagangan Senin (11/5/2020) hari ini. Apalagi sentimen pelaku pasar sedang bagus yang tercermin dari penguatan bursa saham Asia pagi ini.
Pelonggaran kebijakan karantina wilayah (lockdown) di Eropa dan Amerika Serikat (AS) membuat sentimen pelaku pasar membaik. Roda perekonomian perlahan mulai kembali berputar, dan segera bangkit dari keterpurukan.
Tidak hanya negara Barat, Indonesia juga berencana melonggarkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam beberapa fase mulai 1 Juni nanti.
Meski dikatakan masih dalam bentuk kajian, setidaknya hal tersebut memberi harapan roda perekonomian akan segera berputar kembali secara perlahan.
"Itu merupakan kajian awal Kemenko Perekonomian, yang selama ini secara intens melakukan kajian dan kebijakan pemerintah menjelang, selama, dan pasca pandemi COVID-19," kata Susiwijono, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, pekan lalu.
Kajian pelonggaran PSBB tersebut menjadi salah satu penopang penguatan rupiah pada perdagangan Jumat lalu, dan berpeluang berlanjut hari ini.
Analisis Teknikal
Ruang penguatan menuju support (tahanan bawah) Rp 14.835-14.800/US$ terbuka cukup lebar setelah rupiah (yang disimbolkan USD/IDR) menembus level Rp 14.930/US$ Jumat lalu.
Jika support mampu ditembus, rupiah berpotensi menguat menuju Rp 14.730/US$ yang merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%.
Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).
Sementara jika kembali ke atas Rp 14.930/US$, rupiah berisiko mengalami koreksi melihat dari indikator stochastic pada grafik harian masih berada di level jenuh jual (oversold) dalam waktu yang cukup lama.
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah oversold (di atas bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik naik. Dalam hal ini, USD/IDR berpeluang naik, yang artinya dolar AS berpeluang menguat setelah stochastic mencapai oversold.
Koreksi akan membawa rupiah kembali menuju level psikologis Rp 15.000/US$.
Resisten (tahanan atas) yang kuat berada di kisaran Rp 15.090 -15.100/US$ yang merupakan Fibonnaci Retracement 50%. Resisten tersebut sukses menahan pelemahan rupiah pada perdagangan Selasa dan Rabu lalu.
Selama tertahan di bawah Fib. 50% tersebut, ke depannya peluang penguatan rupiah masih terbuka.
TIM RISET CNBC IDONESIA
(pap/pap) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Setelah mengalami koreksi tersebut, rupiah tentunya siap kembali menguat pada perdagangan Senin (11/5/2020) hari ini. Apalagi sentimen pelaku pasar sedang bagus yang tercermin dari penguatan bursa saham Asia pagi ini.
Pelonggaran kebijakan karantina wilayah (lockdown) di Eropa dan Amerika Serikat (AS) membuat sentimen pelaku pasar membaik. Roda perekonomian perlahan mulai kembali berputar, dan segera bangkit dari keterpurukan.
Tidak hanya negara Barat, Indonesia juga berencana melonggarkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam beberapa fase mulai 1 Juni nanti.
Meski dikatakan masih dalam bentuk kajian, setidaknya hal tersebut memberi harapan roda perekonomian akan segera berputar kembali secara perlahan.
"Itu merupakan kajian awal Kemenko Perekonomian, yang selama ini secara intens melakukan kajian dan kebijakan pemerintah menjelang, selama, dan pasca pandemi COVID-19," kata Susiwijono, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, pekan lalu.
Kajian pelonggaran PSBB tersebut menjadi salah satu penopang penguatan rupiah pada perdagangan Jumat lalu, dan berpeluang berlanjut hari ini.
Analisis Teknikal
Ruang penguatan menuju support (tahanan bawah) Rp 14.835-14.800/US$ terbuka cukup lebar setelah rupiah (yang disimbolkan USD/IDR) menembus level Rp 14.930/US$ Jumat lalu.
Jika support mampu ditembus, rupiah berpotensi menguat menuju Rp 14.730/US$ yang merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%.
Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).
Sementara jika kembali ke atas Rp 14.930/US$, rupiah berisiko mengalami koreksi melihat dari indikator stochastic pada grafik harian masih berada di level jenuh jual (oversold) dalam waktu yang cukup lama.
![]() Foto: Refinitiv |
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah oversold (di atas bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik naik. Dalam hal ini, USD/IDR berpeluang naik, yang artinya dolar AS berpeluang menguat setelah stochastic mencapai oversold.
Koreksi akan membawa rupiah kembali menuju level psikologis Rp 15.000/US$.
Resisten (tahanan atas) yang kuat berada di kisaran Rp 15.090 -15.100/US$ yang merupakan Fibonnaci Retracement 50%. Resisten tersebut sukses menahan pelemahan rupiah pada perdagangan Selasa dan Rabu lalu.
Selama tertahan di bawah Fib. 50% tersebut, ke depannya peluang penguatan rupiah masih terbuka.
TIM RISET CNBC IDONESIA
(pap/pap) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular