Analisis Teknikal

Rasanya Rupiah Bisa di Bawah Rp 15.000/US$ Hari Ini

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
05 May 2020 08:47
Warga melintas di depan toko penukaran uang di Kawasan Blok M, Jakarta, Jumat (20/7). di tempat penukaran uang ini dollar ditransaksikan di Rp 14.550. Rupiah melemah 0,31% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin melemah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah cukup tajam pada perdagangan Senin (4/5/2020) kemarin, akibat aksi ambil untung ditambah dengan memburuknya sentimen pelalu pasar.

Tetapi pelemahan tersebut masih bisa dimaklumi, mengingat sebelumnya sudah membukukan quattrick alias penguatan empat pekan beruntun melawan dolar AS.

Dengan quattrick tersebut, rupiah tentu saja juga menguat sepanjang bulan April. Tidak tanggung-tanggung, penguatan Mata Uang Garuda mencapai 9,05%, dan membukukan kinerja bulanan terbaik sejak Desember 2008, saat itu rupiah 9,21%.

Akibatnya kombinasi antara aksi ambil untung dengan sentimen pelaku pasar yang memburuk membuat rupiah melemah 1,52% ke Rp 15.050/US$.
Memburuknya sentimen pelaku pasar terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bisa saja mengenakan bea masuk impor akibat cara penanganan virus corona yang dilakukan China sehingga menjadi pandemi global.



Hal ini dikatakan Trump dalam konferensi pers dengan wartawan di Gedung Putih, Kamis (30/4/2020) waktu setempat. "Bisa saja melakukan sesuatu dengan tarif," katanya sebagaimana dikutip dari AFP, Jumat (1/5/2020).

Selain itu, Trump juga menuduh virus corona berasal dari Institut Virologi Wuhan, sebuah laboratorium di China. Bahkan ia mengatakan memiliki kepercayaan sangat tinggi.

"Ya, ya saya lihat [bukti]," katanya. "Saya tidak bisa memberi tahu Anda tentang ini. Saya tidak diizinkan memberi tahu kepada Anda [wartawan] soal ini."

Selain itu dari dalam negeri, IHS Markit melaporkan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia di angka 27,5 alias mengalami kontraksi. Jauh menurun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 43,5 dan menjadi yang terendah sepanjang pencatatan PMI yang dimulai sejak April 2011.

Kemudian Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pada April 2020 terjadi inflasi sebesar 0,08%. Adapun secara tahunan inflasi berada di 2,67%.

Rendahnya inflasi tersebut menjadi salah satu indikasi penurunan daya beli masyarakat yang menurun, akibat banyaknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) serta penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa wilayah Indonesia.

Sementara pada hari, Selasa (5/5/2020) akan dirilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dapat memberikan gambaran awal seberapa besar dampak pandemi virus corona (Covid-19) ke perekonomian, dan akan menjadi salah satu penentu arah rupiah hari ini.

Analisis Teknikal

Setelah mengalami koreksi tajam kemarin, peluang rupiah untuk menguat lagi cukup terbuka. Rp 15.000/US$ menjadi level psikologis yang mempengaruhi pergerakan rupiah atau yang disimbolkan USD/IDR.

Jika berhasil menembus konsisten ke bawahnya, rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.930/US$. Support (tahanan bawah) selanjutnya jika level tersebut dilewati adalah Rp 14.835/US$.

Sementara jika tertahan di atas level psikologis, rupiah berisiko melemah melihat dari indikator Stochastic pada grafik harian yang berada di level jenuh jual (oversold) dalam waktu yang cukup lama.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv



Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah oversold (di atas bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik naik. Dalam hal ini, USD/IDR berpeluang naik, yang artinya dolar AS berpeluang menguat setelah stochastic mencapai oversold.

Resisten (tahanan atas) terdekat berada di kisaran Rp 15.090 -15.100/US$ yang merupakan Fibonnaci Retracement 50%. Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).

Selama tertahan di bawah Fib. 50% tersebut, ke depannya peluang penguatan rupiah masih terbuka.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular